Meski tak rajin mencetak gol di tiap pekan, Havertz mampu membuka ruang bagi Mount dan winger Chelsea lainnya untuk bermain lebih menusuk dan fleksibel.
Baca juga: Klasemen & Top Skor Liga Inggris: Arsenal & Man United Saling Tikung, Ronaldo Samai Gol Mane & Jota
Havertz yang sering bergerak ke lini tengah dan samping membuat Mount bebas bergerak untuk mengisi pos yang ditinggalkan pemain asal Jerman tersebut.
Pun dengan keleluasaan para wing back The Blues, ketiadaan Lukaku yang sering berada di kotak penalti membuat para wing back Chelsea bebas untuk masuk ke kotak penalti tanpa bertabrakan dengan striker Chelsea.
Sistem yang dipakai Tuchel pun sempat mendapat kritik dari Antonio Conte yang meraih kesuksesan bersama Lukaku di Inter Milan musim lalu.
"Jika Anda memiliki penyerang tengah seperti Lukaku, anda perlu menggunakan dia, dan saya rasa Chelsea belum menemukan cara untuk menggunakannya," kritik tajam Conte dilansir Goal.
Ya, Lukaku memang dibuat garang oleh Antonio Conte, jika di Manchester United Lukaku mengalami paceklik, penampilannya di Inter Milan begitu tajam.
Sempat dianggap terlalu mahal saat mendarat di San Siro, nyatanya polesan tangan dingin Conte mampu membuat Lukaku menjadi penyerang sohor yang namanya disejajarkan bersama Ronaldo dan Immobile di Liga Italia musim lalu.
Dari 44 pertandingan bersama Inter Milan di musim 2020/2021, pria asal Belgia itu sukses mencetak 30 gol dan 10 assist untuk Nerazzurri.
Di Inter, Conte menduetkan pemain Lukaku bersama Lautaro Martinez yang lebih dominan berada di lini tengah. Hal tersebut membuat Lukaku bermain lebih fleksibel.
Baca juga: Kunci Kebangkitan Barcelona di Liga Spanyol: Kecerdasan Xavi Poles Atribut Spesial Ferran Torres
Striker berbadan tambut tersebut, banyak bergerak di sisi kiri, kanan, hingga menjemput bola sampai ke tengah.
Hal tersebut membuat Lukaku mampu mencari ruang-nya sendiri untuk menciptakan gol, dan hal tersebutlah yang tak terlihat di Chelsea.
Memang menjadi hal yang pelik The Blues justru mampu tampil lebih apik tanpa kehadiran seorang Lukaku di lapangan.
Performa buruk yang diperlihatkan pemain asal Belgia tersebut nampaknya semakin membuatnya frustasi dan menyesali kepindahannya menuju Stamford Bridge.
Jika dikalkulasi, Romelu Lukaku hanya mampu mencetak 10 gol dari 29 pertandingan bersama The Blues di seluruh pertandingan musim ini.
Dengan penampilan apik yang ditunjukkan Havertz saat dimainkan sebagai penyerang tengah, nampaknya Tuchel akan lebih sering memainkan Lukaku dari bangku cadangan.
Peduli setan dengan harganya yang selangit, sistem yang dijalankan Tuchel memang lebih baik jika diperankan oleh seorang Kai Havertz.
(Tribunnews.com/Deivor)