Bahkan, pelatih berusia 52 berhasil membawa Ajax Amsterdam melangkah hingga babak semi final Liga Champions.
Tim-tim yang disingkirkan pun bukan sembarang tim.
Real Madrid dan Juventus adalah dua raksasa Eropa yang dipermalukan Ejax pada babak 16 dan 8 besar.
Kekalahan mereka atas Tottenham Hotspur di partai semi final hanyalah faktor kesialan.
Ajax yang tampil luar biasa pada musim tersebut tersingkir lantaran kalah agregat gol tandang dengan Hotspur.
Secara permainan, Ten Hag mengusung sepak bola atraktif yang mengandalkan kolektivitas dan umpan pendek.
Para pundit dan penikmat sepak bola Belanda pun menyebutnya sebagai Total Football 2.0.
Ia seperti Johan Cruyff jilid 2 yang menerapkan sepakbola indah untuk memenangkan pertandingan dan merengkuh trofi.
Baca juga: Erik ten Hag Siap Pecahkan Rekor Sebagai Pelatih Asal Belanda di Liga Premier dengan Gaji Terbesar
Sepak bola yang diterapkan Ten Hag adalah tentang penguasaan bola dan pemanfaatan ruang.
Dalam wawancaranya di situs resmi Ajax Amsterdam, Ten Hag menjelaskan bahwa ia menginginkan seluruh pemainnya untuk terlibat dalam proses penyerangan.
"11 pemain saya memiliki pergerakan yang memiliki adil dalam guliran bola," Kata Ten Hag.
"Baik saat memegang ataupun tanpa bola, seluruh pemain terlibat untuk membongkar pertahanan lawan," lanjutnya.
Apa yang dikatakan Ten Hagdapat dibilang sebagai landasan ia dalam menerapkan Sepak Bolanya.
Dilansir FBref, di musim ini saja, Ajax menjadi tim dengan penguasaan boal tertinggi dengan rata-rata 63.11 ball possesion per pertandingannya.