Ya, Firza Andika yang tampil apik bersama Persikabo di Liga 1, tak mampu berbicara banyak saat membela Timnas Indonesia.
Firza sebenarnya disiapkan Shin Tae-yong untuk menggantikan posisi yang ditinggal Pratama Arhan.
Namun, penampilan buruknya saat bersua Vietnam membuat Shin Tae-yong memilih memarkir sang pemain dengan mengorbankan posisi Dewangga.
Hal tersebut membuat stok di posisi bek tengah Timnas Indonesia menjadi terbatas, duet Ridho dan Fachruddin menjadi tulang punggung Garuda sejak awal kompetisi.
Dewangga yang bermain di posisi bek kiri pun tak mampu berbicara banyak.
Ia tidak memiliki atribut untuk melakukan fenetrasi lewat kecepatan dan akurasi crossingnya pun tak sebaik Pratama Arhan.
Performa Mengecewakan Rio Fahmi, Transformasi Posisi Irianto
Itu di sisi kiri pertahanan, kelemahan juga terletak pada posisi bek kanan Timnas Indonesia.
Dua kali tak tampil bersama Asnawi Mangkualam, dua kali pula Timnas Indonesia menelan kekalahan.
Rio Fahmi yang menjadi pelapis pemain milik Ansan Greeners itu tak mampu menggantikan peran vital Asnawi.
Ia menjadi titik lemah Timnas Indonesia saat dikalahkan Vietnam dengan skor tiga gol tanpa balas.
Shin Tae-yong pun tak berani memasang Rio Fahmi dari menit awal melawan Thailand saat Asnawi harus absen lantaran terkena akumulasi kartu.
Juru taktik asal Korea Selatan itu memilih untuk menggeser posisi Rachmat Irianto dari gelandang bertahan menjadi bek kanan.
Hasilnya? serangan Timnas Indonesia dari sisi kanan mati kutu saat bersua Thailand, Rachmat tak memiliki determinasi yang biasa ditunjukkan Asnawi.