TRIBUNNEWS.COM - Final Liga Champions antara Liverpool vs Real Madrid tinggal menghitung hari.
Partai puncak ajang paling bergengsi di Eropa itu akan digelar pada Minggu, (29/05/2022).
Selain penampilan apik mereka di Liga Champions yang mengantar keduanya melaju ke babak final, Liverpool dan Real Madrid sama-sama mampu tampil gemilang di ajang domestik.
Meski gagal merengkuh trofi Liga Inggris, Liverpool di musim ini mampu meraih trofi FA Cup dan Carabao Cup.
Sedangkan Real Madrid, gelar Liga Spanyol mampu mereka raih meski masih menyisakan tujuh laga.
Baca juga: Khasiat Pep Guardiola Mengejar Trofi Liga Champions: Pasang Striker Muda Karya Akademi Real Madrid
Baca juga: Jadwal Final Liga Champions, Live SCTV, Liverpool vs Real Madrid, Eks AC Milan Jagokan The Reds
Penampilan legit mereka di kancah domestik menjadi bukti, Liverpool dan Real Madrid memang-lah layak berada di final Liga Champions dengan menyingkirkan barisan klub elite eropa lainnya.
Keduanya memiliki dua juru taktik yang sama-sama mampu mengangkat moral dan mental pemain untuk terus tampil mentereng di setiap pertandingannya.
Pun dengan cara bermain, Jurgen Klopp dan Carlo Ancelotti punya parameter serta filosofi bermain sendiri untuk membentuk sebuah tim yang sulit untuk dikalahkan.
Magis Jurgen Klopp di Liverpool
Sejak datang ke Anfield pada tahun 2015 lalu, juru taktik asal Jerman itu sukses membuat revolusi di Liverpool.
Mulai mentalitas hingga gaya permainan yang diusung mampu membuat The Reds menjadi tim yang lebih diperhitungkan di eropa.
Perlu diingat, Klopp bukanlah tipe pelatih yang menuntut belanja besar-besaran untuk tim yang ia pegang, ia berbeda dengan Guardiola yang membutuhkan dana melimpah untuk membentuk satu tim hebat.
Selama enam tahun menjabat sebagai juru taktik The Reds, pengeluaran paling banyak hanyalah untuk mendatangkan Virgil van Dijk dari Southampton dengan biaya 70 juta euro.
Moneyball yang diterapkan oleh mantan Direktur Olahraga Liverpool, Michael Edward, menjadi kunci dari kesuksesan bursa transfer The Reds dari musim ke musim yang memanjakan Klopp untuk meracik strategi.