Saat bermain bersama Bali United, Ricky Fajrin sebenarnya tak berperan selayaknya bek sayap yang rajin naik ke depan.
Umpan-umpan silang dari sayap yang ia lakukan juga terhitung sedikit. Sebaliknya, Ricky Fajrin bakal lebih berhati-hati ketika melakukan overlap.
Ia lebih memilih menunggu momen dan celah yang tepat saat ingin membantu penyerangan.
Pemain asal Semarang itu sangat pandai dalam memaksimalkan kelebihan dan menutup kekurangannya.
Dengan gaya bermainnya yang seperti itu, Teco memang memaksimalkan Ricky untuk menjaga pertahanan Serdadu Tridatu dari sisi kiri.
Dalam taktiknya, Teco bermain dengan skema 4–3-3, yang bertugas untuk aktif melakukan overlap adalah bek kanan yang diisi oleh Andhika Wijaya.
Ricky melakukan overlap ketika Stefano Lilipaly yang bermain sebagai winger kiri berada di area kotak penalti.
Selebihnya, ia lebih sering berdiri sejajar bersama dua bek tengah Bali United, Leonard Tupamahu dan Willian Pacheco.
Meskipun begitu, catatan assist Ricky Fajrin musim ini dapat dikatakan produktif, total ia telah menyumbangkan tujuh assist dari 32 laga yang sudah ia jalani bersama Bali United.
Efektivitas Ricky Fajrin-lah yang membuat Serdadu Tridatu menjadi salah satu tim produktif dengan jumlah kebobolan yang sedikit.
Torehan 57 gol Bali United di gelaran BRI Liga 1 menjadi yang paling produktif diantara kontestan lainnya.
Serdadu Tridatu juga baru kebobolan sebanyak 26 gol di musim ini, hanya Arema dan Persib Bandung-lah yang memiliki catatan lebih apik.
Ya, Ricky Fajrin akan selalu bermain, mengawal pertahanan Bali United, sekaligus membantu lini depan pada saat yang tepat.
Sayangnya, penampilan apik Ricky bersama Serdadu Tridatu musim ini sama sekali tak membuat pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong meliriknya.