TRIBUNNEWS.COM - Peran yang dijalankan PSSI dan PT. LIB kembali menuai banyak kritikan saat mereka mencoba turut aktif menyelenggarakan agenda pramusim bagi kontestan Liga 1 musim depan.
Apalagi pihak PSSI dan LIB baru-baru ini sudah melakukan undian pembagian grup penyisihan turnamen pramusim yang belum ada namanya tersebut.
Turnamen yang rencananya diikuti oleh 18 klub itu telah dibagi menjadi empat grup dan akan digelar pada periode 11-28 Juni 2022.
Tercatat ada empat stadion yang sudah ditunjuk menjadi tuan rumah turnamen tersebut mulai dari Solo, Samarinda, Bandung, dan Malang.
Baca juga: Tanggapi Masalah Booking Lapangan untuk Timnas Indonesia, PSSI: Tak Perlu Sampai ke Media
Baca juga: Shin Tae-yong Kecele, Timnas Indonesia Mau Latihan Tapi Lapangan Belum Di-Booking PSSI
Hanya saja memang berbagai pro kontra menghiasi keterlibatan penuh PSSI maupun LIB dalam acara turnamen tersebut.
Hal ini dikarenakan kedua belah pihak seakan bertindak sebagai event organizer lantaran malah sibuk menggelar agenda tes pramusim.
Padahal, ada urgensi yang lebih penting yang seharusnya bisa ditindaklanjuti PSSI maupun LIB utamanya soal jadwal kick-off kompetisi Liga 1 musim depan.
Baca juga: Shin Tae-yong Tanggapi Seruan #STYOut, Suporter Timnas Indonesia Geruduk Akun PSSI Tuntut Hal Ini
Kritikan tajam pun dilontarkan oleh Akmal Marhali selaku Koordinator Save Our Soccer.
Akmal menilai PT LIB khususnya secara tidak langsung menjatuhkan wibawanya dengan menggelar turnamen pramusim tersebut.
Padahal, agenda pramusim bisa diserahkan kepada klub-klub yang bersangkutan ketimbang harus diurus operator kompetisi liga.
"Ingat LIB itu operator kompetisi, bukan Event Organizer (EO)," kritik Akmal berdasarkan informasi yang diterima Tribunnews, Senin (30/5/2022).
"Kalau LIB menjadikan dirinya EO jangan berharap kompetisi sepakbola kita akan profesional,"
"Maklum, sampai detik ini regulasi belum diumumkan dan jadwal belum dirilis. Malah sibuk jadi EO Pramusim, miris," sesal Akmal.
Beberapa kritikan pun terpantau pada linimasa kedua belah pihak, terutama soal tuntutan pengadaan kompetisi yang lebih baik musim depan.