TRIBUNNEWS.COM - Momen indah nan mengharukan tersaji dalam laga playoff Piala Dunia 2022 Zona Eropa, Kamis (2/6/2022) yang mempertemukan Skotlandia dan Ukraina.
Skotlandia yang bertindak sebagai tuan rumah dalam laga ini, menyambut kedatangan Ukraina dengan suka cita.
Bahkan para pendukung Skotlandia turut menyanyikan lagu kebangsaan Ukraina, sebagaimana dikutip dari laman itv.
Baca juga: Hasil Playoff Piala Dunia 2022: Laga Emosional Ukraina Berakhir Manis, Selangkah Lagi Menuju Qatar
Walhasil ketika lagu kebangsaan Ukraina diputar, gemuruh dari tribun penonton tak jauh berbeda.
Meski tak sempurna, suporter Skotlandia berusaha keras melafalkan lagu kebangsaan Ukraina.
Alat musik tradisional Skotlandia turut mengiringi para suporter kala menyanyikan lagu kebangsaan tersebut.
Hal tersebut mendapat sambutan hangat dari pemain Ukraina, Oleksandr Zinchenko.
Baca juga: Hasil Finalissima 2022 - Permalukan Italia, Argentina Segel Juara, Koleksi Trofi Messi Dekati Alves
Ia menyambut para suporter Skotlandia dengan suka cita dan rasa bangga kala bernyanyi lagu kebangsaan tersebut.
"Kami harus selalu bersama," ungkap Zinchenko.
"Kami harus melawan agresi Rusia."
"Kami harus mengalahkan kejahatan tersebut," sambungnya.
Dalam laga ini, Ukraina berhasil keluar sebagai pemenang.
Tim arahan Olekandr Petrakov ini menang dengan skor 1-3 saat bertanding di Hampden Park, Skotlandia.
Ketiga gol Ukraina dibuat oleh Andy Yarmolenko (33'), Roman Yaremchuk (49') dan Artem Dovbyk (90+5').
Sementara, satu-satunya gol Skotlandia dihasilkan oleh Callum McGregor.
Laga ini mendapat perhatian khusus dari bek Manchester City, Oleksandr Zinchenko.
Kebetulan, Zinchenko juga menjadi bagian dari timnas Ukraina.
Zinchenko mencoba memanfaatkan momen ini untuk menyuarakan perdamaian.
Ia ingin perang yang ada di negaranya segera usai.
"Kita semua harus menghentikan ini," ujar Zinchenko dikutip dari Marca.
"Hari ini perang ada di Ukraina, besok bisa jadi akan terjadi di negaramu."
"Sungguh sulit menggambarkan apa yang terjadi di sana."
"Ini sungguh tidak bisa diterima dan itulah mengapa kita harus menghentikan ini," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Guruh)