TRIBUNNEWS.COM, LONDON- Manajer Inggris, Gareth Southgate mengakui khawatir dengan kondisi timnya yang terlalu bergantung kepada ketajaman Harry Kane.
Hal itu diutarakan Southgate setelah Inggris bermain imbang 0-0 kontra Italia dalam laga ke-4 Nations League A di Molineux yang tertutup tanpa penonton.
Hasil imbang itu membuat Inggris melakoni tiga laga di Nations League ini tanpa kemenangan. Dan hanya mencetak satu gol, yakni penalti yang dieksekusi Harry Kane di akhir pertandingan yang menyamakan kedudukan melawan Jerman.
Kini mereka jadi juru kunci di grup 3 dengan dua poin dari tiga laga, di bawah Jerman (tiga poin), Hongaria (empat poin), dan Italia lima poin di puncak grup.
Di laga kemarin, Southgate mengistirahatkan Kane, dan menurunkan Tammy Abraham sebagai starter.
Striker yang gemilang bersama AS Roma ini gagal menujukkan performa terbaiknya. Dia membuang satu-satunya peluang di menit awal. Babak kedua, Tammy pun digantikan Kane.
Peluang terbaik lain datang dari Mason Mount yang tendangannya membentur mistar, dan dari Raheem Sterling yang gagal menuntaskan peluang dari jarak dekat.
"Tentu saja kami sangat kecewa karena kami punya dua, atau tiga peluang bagus yang seharusnya jadi gol. Anda tidak bisa memiliki banyak peluang melawan tim-tim papan atas. Karenanya, ketika ada peluang seharusnya dituntaskan," ujarnya kesal.
Jack Grealish menjadi starter di sisi kiri setelah membuat dampak saat melawan Jerman. Namun, Southgate mencatat bahwa dia hanya memiliki satu upaya ke gawang lawan.
"Lini depan menjadi area yang harus kami perbaiki jika kami ingin maju sebagai tim. Kami sangat bergantung pada Harry dan Raheem untuk gol kami saat ini, dan itu menjadi perhatian," ujarnya.
Dan tanpa kehadiran Kane, itu bisa menjadi masalah nyata. "Kekhawatirannya adalah jika Anda tidak memiliki Harry karena alasan apa pun di Piala Dunia nanti. Apakah karena cedera, atau karena kartu merah. Kami harus bisa mengantisipasinya dari sekarang," ujar Southgate.
Manajer Inggris menyebutkan faktanya setiap tim pasti bergantung pada pemain terbaik mereka.
"Prancis sudah mati dan terkubur tadi malam (kontra Austria 1-1), dan Kylian Mbappe kemudian datang dari bench untuk menjadi pembeda. Rekor pencetak gol kapten kami sangat fenomenal. Tapi kami harus mulai berbagi beban itu," katanya.
Hasil imbang tanpa gol kemarin tak lepas dari aksi gemilang Kiper Aaron Ramrsdale. Kiper Arsenal ini terpilih sebagai man-of-the-match setelah melekaukan penyelamatan gemilang dari ancaman Sandro Tonali di babak pertama, dan terus menggagalkan upaya pasukan Roberto Mancini hingga akhir.