News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Timnas Indonesia

Menanti Strategi Ofensif Shin Tae-yong

Editor: cecep burdansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wina Armada

Oleh Wina Armada Sukardi

Wina Armada Sukardi, analis sepak bola.

Dalam dua kali penampilan di babak kualifikasi Piala Asia 2023, masing-masing melawan Kuwait dan Yordania, pelatih Indonesia Shin Tae-yong memilih strategi defensif atau bertahan , dan serangan balik.

Melawan Kuwait, strategi itu jitu. Indonesia menang 2-1. Sedangkan melawan Yordania, meskipun Indonesia tampil apik, strategi itu tak membuahkan hasil. Indonesia ditekuk Yordania 0-1.

Banyak alasan mengapa seorang pelatih memilih strategi defensif atau bertahan. Apapun alasannya, pilihan strategi defensif memiliki resiko besar.

Kesebelasan yang menerapkan strategi defensif bakal terus menerus dibombardir lawan. Lengah sedikit, pasti kebobolan. Salah sedikit, pasti menanggung derita.

Terbukti dalam dua pertandingan Indonesia melawan Kuwait dan Yordania hal itu terjadi. Kesebelasan Indonesia terus menerus diserang lawan. Pertahanan Indonesia hampir selalu disobek-sobek musuh. Kesalahan sekecil apapun dapat berakibat fatal.

Lawan Kuwait Indonesia lebih dahulu kebobolan. Setelah menyamakan kedudukan, beruntung pada awal babak kedua, Indonesia dapat mengejutkan Kuwait dengan sebuah gol tambahan yang membuat Indonesia ungggul. Kendati Kuwait terus mengepung Indonesia, mereka tak manpumembobol Indonesia.

Sebaliknya sebenarnya Indonesia mempunyai dua peluang emas untuk memperbesar kedudukan, tapi juga gagal dikonversikan menjadi gol. Kedudukan akhir tetap 2-1 untuk Indonesia.

Ketika strategi defensif tetap dipertahankan Shin Tae-yong melawan Yordadia, situasi sangat berbeda. Indonesia berkali-kali mendapat ancaman dari lawan. Penampilan apik kiper Nadeo Argawinata, termasuk menggagalkan penalti Yordania, menjadi penghalang Yordania untuk menang lebih dari satu gol. Walhasil Indonesia hanya keok 0-1.

Kini jika Indonesia ingin tetap lolos dari babak kualifikasi Piala Asia 2023, berdasarkan hitungan dan peraturan yang berlaku, seharusnya secara akal sehat Shin Tae-yong sudah tidak menerapkan strategi defensif lagi.

Hal ini lantaran untuk menentukan juara group atau rennur up terbaik, selain ketentuan head tol head, juga kemungkinan dapat ditentukan berdasarkan selisih gol terbanyak.

Kalau Indoensia mau tetap lolos , baik sebagai juara maupun rennur up terbaik, tak ada pilihan lain, Indonesia mutlak harus meraup selisih gol yang besar atas Nepal, lawan terakhir Indonesia. Tanpa memiliki selisih gol yang besar lawan Nepal, hampir pasti Indonesia tersingkir, baik sebagai rennur up terbaik, apalagi sebagai juara group.

Di sinilah Shin Tae-yong, menghadapi situasi yang sangat berbeda dari dua pertandingan sebelumnya.

Untuk meraih hasil kemanangan besar tak mungkin lagi Shin Tae-yong menerapkan strategi defensif.

Sebaliknya kini Shin Tae-yong dituntut untuk memakai strategi ofensif, alias strategi menyerang, agar mememperoleh kemanangan dengan selisih gol sebanyak mungkin.

Menarik menanti bagaimana Shin Tae-yong bakal menampilkan peralihan dari strategi defensif ke strategi ofensif kesebelasan Indonesia. Kita menanti racikan apa yang bakal diterapkan pelatih bertangan besi dari Korea Selatan ini.

Menjelang pertandingan ketiga, terakhir terdapat beberapa skenario. Kalau Yordania
menang atau seri melawan Kuwait, sudah pasti Yordania menjadi juara group. Indonesia hanya mungkin menjadi rennur up terbaik.

Situasi sangat berbeda jika Kuwait di luar dugaan dapat menggulingkan Yordania. Sesuatu yang mungkin saja dalam sepak bola. Dalam hal ini terjadi, ada pelbagai kemungkinan.

Kalau Kuwait menang 1-0 atas Yordania, dan Indonesia menang 2-0 atas Nepal, maka Kuwait menempati posisi juara, sedangkan Indonesia kedua, sementara Yordania hanya bertengger di posisi ketiga.

Begini hitung-hitungannya. Secara selisih gol saat ketiga tim ini bertemu, terdapat selisih gol yang sama. Namun, Kuwait dan Indonesia mencetak gol lebih banyak, yakni dua berbanding satu milik Yordania.

Secara head-to-head Kuwait dan Indonesia sama kuat, selisih gol secara keseluruhan, termasuk lawan Nepal, pun dihitung. Jika ini terjadi, Kuwait berhak berada di puncak karena memiliki selisih gol +3 (dihitung laga lawan Nepal).

Indonesia masih dapat menyisihkan Kuwait, jika Indonesia setidaknya menang atas Nepal dengan selisih 4-0. Ini berarti selisih gol Timnas Indonesia adalah +4. Jika menang di bawah selisih empat gol, Indonesia harus puas menjadi runner-up.

Skenario lainnya, kalau Kuaait menang 2-1 atas Yordania, Indonesia wajib menang mininal 3-0 atas Nepal agar tetap bertahap di posisi runner-up. Jika skenario ini terjadi, selisih gol Indonesia dan Yordania secara head-to-head dengan Kuwait sama kuat, yakni sama-sama mencetak dua gol dan kemasukan dua gol.

Merujuk kepada peraturan yang berlaku, jika head-to-head sama kuat, selisih gol secara keseluruhan menjadi acuan selanjutnya.

Berhubung Yordania memiliki selisih gol +2 jika kalah 1-2 dari Kuwait, disinilah Indonesia wajib menang sekurangnya 3-0 atau selisih tiga gol atas Nepal, supaya selisih golnya menjadi +3.

Jika selisih skor Indonesia lawan Nepal kurang dari tiga, dan Kuwait menang 2-1 lawan Yordania, maka Kuwait dan Yordania yang lolos ke Piala Asia 2023. Meski secara head-to-head pertemuan mereka selisih golnya 0, Kuwait mencetak gol paling banyak yakni empat, disusul Yordania tiga dan Indonesia dua.

Pada skenario Kuwait menang 3-2 atas Yordania, berapa pun skor kemenangan Indonesia atas Nepal, bakal sia-sia. Indonesia tetap tersisih.

Jangan salah, seandainya Indonesia menduduki peringkat dua, juga belum tentu otomatis Indonesia lolos ke Piala Asia 2023. Dalam hal ini, cuma ada lima runner-up terbaik dari enam runner-up fase grup yang lolos ke Piala Asia 2023.

Saat ini dari enam runner-up, selain Indonesia, ada dua runner-up grup lain yang belum menyentuh enam angka dari dua pertandingan. Pada skenario ini, jika Indonesia menang atas Nepal, Malaysia bermain imbang lawan Bangladesh dan Filipina gagal menang atas Palestina, Indonesialah yang lolos ke Piala Asia 2023.

Dengan begitu,demi menjaga harapan Indonesia lolos ke Piala Asia, Shin Tae-yong wajib mengantarkan Indonesia menang besar atas Nepal. Guna mampu membobol banyak gawang Nepal, tiada cara lain Indonesia harus selalu mengempur pertahan lawan. Senantia menyerang Napal. Dan itu artinya kita harus memakai strategi ofensif.

Indonesia harus menjadi agresif dari menit pertama. Pressing sudah wajib dimulai dari pertahanan Nepal. Indonesia tidak boleh lagi menunggu di pertahanan sendiri dan lantas baru melakukan serangan balik seperti dalam dua pertandingan sebelumnya.
Ini bukan perkara mudah.

Meskipun Nepal kesebelasan terlemah, mereka bakal main nohting to lose, atau tanpa beban sama sekali.

Bisa saja dalam keadaan demikian Nepal yang bermain lepas justeru menampilkan permainan yang maksimal yang menyulitkan Indonesia. Kalau tidak hati-hati dan tidak memilih strategi yang tepat, jangankan mampu mencerak banyak gol, malah sebaliknya Indonesia dapat tergelincir kalah.

Dalam hal ini Shin Tae-yong tidak punya pilihan lain harus menurunkan pemain yang mampu mencetak gol. Sejatinya Indonesia memiliki banyak pemain demikian.

Selama ini para pemain tersebut memang jarang mencetak gol, seiring dengan pilihan stragi Shin Tae-yong yang memilih bertahan.

Dalam strategi menyerang tentu sangat berbeda. Tinggal bagaimana kejelian Shin Tae-yongn memilih dan meraciknya. Patut ditunggu bagaimana Shin Tae-yong tidak hanya mampu menghasilkan organisasi kesebelasan yang baik, tetapi juga mengatur dan menginstruksikan para pemainnya mencetak gol sebanyak mungkin.

Inilah waktunya Shin Tae-yong membuktikan anak-anak asuhannya benar-benar mampu mencetak banyak gol. Disinilah menariknya untuk dinantikan seberapa ampuh resep Shin Tae-yong menerapkan strategi offensif.*

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini