TRIBUNNEWS.COM - Persib Bandung menatap laga 8 besar Piala Presiden 2022 dengan kepala tegak.
Pasalnya, Maung bandung dipastikan bakal diperkuat oleh tiga penggawa Timnas Indonesia yang sukses mengantar Garuda ke Piala Asia 2023.
Adalah Ricky Kambuaya, Marc Klok, dan Rachmat Irianto.
Baca juga: Persib Vs PSS Sleman Perempat Final Piala Presiden, Rachmat Irianto Siap Banting Setir Jadi Bek
Dua nama yang disebutkan pertama selalu menjadi pilihan utama Shin Tae-yong untuk mengawal lini tengah Timnas Indonesia.
Keduanya pun sukses menyuguhkan performa yang mentereng.
Kambuaya lebih bermain ke depan untuk melayani trio lini depan Garuda, benar saja, berkali-kali umpan terobosan dan kreativitas Kambuaya sukses mengancam gawang lawan Timnas di kualifikasi.
Kualitas passing dan visi bermain Kambuaya membuat peran Witan Sulaeman, Irfan Jaya, dan Saddil Ramdani begitu melejit.
Berkali-kali umpan Kambuaya mampu melayani dua winger Timnas Indonesia itu yang bergerak menusuk ke arah kotak penalti.
Begitu juga Marc Klok, jika Kambuaya lebih membantu penyerangan Garuda, maka Klok adalah yang bertugas sebagai pivot pengatur tempo serangan dan pengawal lini tengah.
Klok mampu memberi rasa aman di lini tengah Timnas Indonesia lewat kecerdasannya membaca situasi pertandingan dan membaca pergerakan lawan.
Akurasi umpan pendek dan panjang Marc Klok berada di level yang sempurna.
Umpan panjang yang ia berikan kepada Rachmat Irianto sebelum terjadinya penalti adalah bukti nyata betapa ciamiknya akurasi umpan sang pemain.
Berangkat menjadi algojo, pemain berusia 29 tahun itu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.
Apiknya kualitas Kambuaya dan Klok membuat Shin Tae-yong percaya diri mengotak-ngatik strateginya.
Baik bermain menggunakan tiga atau empat bek, duet lini tengah hampir dipastikan menjadi miliki Kambuaya dan Klok.
Di Persib, Robert dapat memaksimalkan peran Kambuaya dan Klok seperti halnya yang Shin Tae-yong lakukan.
Klok lebih fokus untuk menjaga kedalaman, sedangkan Kambuaya lebih berdiri di depan untuk melayani penyerang Maung Bandung.
Itu di posisi tengah, pemain Persib lainnya juga mampu memberi kontribusi mentereng dari sisi tepi.
Adalah Rachmat Irianto!
Dua gol yang diciptakan Timnas Indonesia ke gawang Kuwait merupakan andil dari pria berusia 23 tahun itu.
Penalty yang didapatkan Garuda adalah hasil dari pergerakannya yang menusuk.
Berhadapan satu lawan satu dengan kiper Kuwait, Irianto dijatuhkan dengan keras.
Wasit pun menunjuk titik putih, Marc Klok yang maju sebagai algojo mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.
Lalu yang kedua lebih mentereng lagi, dirinya berhasil mencetak gol penentu kemenangan Timnas Indonesia di menit 47'
Ia melakukan fenetrasi ke dalam kotak penalti, sebelum akhirnya menerima bola pantul dari Witan Sulaeman.
Dengan dingin, sontekan kaki kirinya menjebol gawang sang tuan rumah.
Misi Shin Tae-yong pun sukses, meraih tiga angka di laga perdana, dari sang tua rumah yang disaksikan ribuan penontonnya.
Ya, penampilan melejit Rachmat Irianto seakan menjawab segala kritikan yang diberikan kepada sang pemain.
Saat masih bermain di Persebaya, ia seringkali dicemooh oleh bonek karena dianggap bermain tak maksimal dan menjadi beban tim.
Keputusan hijrah ke tim lain pun terpaksa ia ambil karena tak tahan dengan sikap supporter Persebaya.
"Saya sebenarnya ingin bertahan di sini (Persebaya), namun sikap mereka (bonek) sudah sampai merembet ke keluarga saya, saya pikir saatnya saya untuk pergi," kata Irianto dilansir Twitter resmi Persebaya.
Di Timnas Indonesia pun ia lebih banyak dikritik ketimbang menerima pujian.
Media sosial adalah tempat bagi para supporter Timnas Indonesia untuk meluapkan segala kritikan.
Dan Rachmat Irianto adalah pemain yang namanya paling sering muncuk untuk dikritik.
Seringnya melakukan kesalahan salah passing dan kontrol adalah hal yang paling mencolok yang membuat namanya dikritik.
Namun, Shin Tae-yong seakan memberi suntikan kepercayaan diri untuk anak dari legenda Indonesia, Bejo Sugiantoro itu.
Posisi baru diberikan Shin Tae-yong (bek kanan) meski ada nama Koko Ari di daftar pemain yang ia boyong ke Kuwait.
Tak hanya berkontribusi untuk dua gol yang diciptakan Timnas Indonesia.
kemampuannya membaca serangan lawan dan kedisipilannya di lini pertahanan membuat Garuda hanya kemasukkan satu gol meski digempur habis-habisan.
Pemain milik Persib Bandung itu adalah versatile, terhitung, Rachmat Irianto mampu bermain di tiga posisi yang berbeda.
Dulunya saat bermain bersama Timnas U-19 dan Persebaya di awal kariernya, ia adalah seorang bek tengah murni.
Kemudian, Indra Sjafri yang paham betul dengan kemampuan Irianto memberinya transformasi posisi untuk tampil lebih ke depan dan menjadi gelandang bertahan.
Kini di tangan Shin Tae-yong ia mendapat posisi baru sebagai bek kanan yang membuat penampilannya meningkat.
Lini tengah Persib Bandung yang diisi nama-nama elite bisa saja membuat Robert memilih untuk memasang Irianto di posisi full back.
Dengan apa yang sudah ia tunjukkan di Kualifikasi Piala Asia bersama Timnas Indonesia, Irianto adalah versatile andal yang mampu bermain sebagai bek dan gelandang dengan sama baiknya.
(Tribunnews.com/Deivor)