TRIBUNNEWS.COM - Shin Tae-yong dengan tegas mengatakan tetap mendukung proses naturalisasi Jordi Amat meski sebelumnya sempat mendapat kritikan keras di media sosial.
Jordi Amat yang teken kontrak bersama Johor Darul Ta'zim F.C dianggap memanfaatkan idenditas Asianya guna menjadi bagian dari JDT.
Namun, Shin Tae-yong justru peduli setan dengan hal tersebut.
Baca juga: Wejangan Shin Tae-yong untuk Timnas Indonesia U19: Garuda Muda Pantang Gentar Jumpa Thailand
Menurut juru taktik asal Korea Selatan itu, kualitas Jordi Amat tak akan turun meski sudah tak berkarier di Eropa.
“Dari segi pelatih, saya ingin tetap lanjut karena sudah terbukti penampilan Jordi Amat,” kata Shin Tae-yong.
“Dia (Jordi) sudah pengorbanan diri untuk Timnas. Gara-gara dia main di Malaysia ada penilaian seperti itu, itu tidak baik ya,” tegas Shin Tae-yong.
“Tidak akan menurun di JDT. Saya percaya dengan pemain, dia tidak akan menurun,” katanya.
STY Butuh Atribut Jordi Amat dan Pemain Keturunan Lainnya
Apa yang dikatakan Shin Tae-yong adalah benar, atribut Jordi Amat tak akan menurun meski bermain untuk JDT di Liga Malaysia.
Dalam masalah strategi, teknik dasar dan visi bermain pemain keturunan tentu berada di atas rata-rata pemain lokal yang berkompetisi di Liga Indonesia.
Dari berbagai partai yang sudah ia jalani bersama Timnas Garuda, Shin Tae-yong bermain mengandalkan kolektivitas para pemain.
Pria asal Korea Selatan itu bermain dengan skema dasar 4-1-4-1.
Saat menyerang, Shin Tae-yong memakai skema 3-2-4-1 atau 3-2-5.
Tae-yong berusaha menumpuk pemain Indonesia di tengah, dengan menarik salah satu full back untuk bermain lebih ke dalam.
Saat Indonesia membangun serangan, full back Timnas Garuda akan naik ke tengah untuk berdiri sejajar bersama gelandang bertahan Timnas Indonesia.
Dalam skema tersebut, Tae-yong membutuhkan pemain full back dengan kontrol bola dan ketenangan tinggi, agar membuat lini tengah Garuda lebih kuat dan variatif.
Untuk itu, nama Sandy Walsh adalah pemain yang tepat untuk mengisi peran tersebut, Walsh adalah pemain versatile.
Saat masih bermain bersama Genk, Walsh kerap dimainkan sebagai seorang gelandang bertahan dan full back.
Untuk itu, jelas perannya sangat cocok untuk mengisi skema yang diusung oleh Tae-yong.
Ia akan menjalani dua peran sekaligus di satu pertandingan, yaitu sebagai full back dan gelandang bertahan.
Pergerakan full back ke tengah juga membuat Indonesia unggul jumlah pemain di tengah pada fase awal serangan.
Dengan begitu, dua gelandang Timnas Indonesia bisa naik ke area yang tinggi untuk fokus melakukan serangan.
Sang full back dan satu gelandang bertahan mengisi lini tengah untuk membangun serangan dari bawah.
Lalu, kedatangan Jordi Amat dan Shayne Pattynama juga dapat menutup kelahaman Timnas Indonesia yang seringkali kebobolan pada bola-bola set piece.
Tinggi badan keduanya yang mencapai 184 dan 180 sentimeter dapat menutup kelemahan timnas tersebut.
Apalagi ditambah jam terbang mereka bermain menghadapi striker-striker tambun di eropa jelas menjadi poin plus sendiri yang dilirik Shin Tae-yong.
Tak hanya itu, Shin Tae-yong yang bermain mengandalkan ball possesion dengan mengatur build up serangan dari lini belakang juga akan terbantu dengan peran keempat pemain naturalisasi.
Kemampuan passing mereka yang di atas rata-rata pemain Indonesia akan mampu memberi kenyamanan timnas dalam melakukan progresi serangan dari belakang.
Dengan lancarnya proses build-up serangan, dengan begitu peran gelandang dan pemain depan timnas dapat lebih cair.
(Tribunnews.com/Deivor, Abdul Majid)