Sindiran Menohok Pengamat Sepakbola ASEAN Buat PSSI, Keluar dari AFF Bisa Berdampak ke Ranah Politik
TRIBUNNEWS.COM - Wacana Timnas Indonesia keluar dari keanggotaan Federasi Sepak Bola ASEAN (AFF) untuk bergabung ke Federasi Sepak Bola Asia Timur (EAFF) bikin heboh publik sepakbola luar negeri.
Seorang pengamat sepakbola Asia Tenggara bahkan menilai wacana yang digaungkan PSSI itu akan berdampak ke ranah politik negara-negara di ASEAN.
Pada akhirnya, wacana Timnas Indonesia keluar dari AFF diprediksi akan berakhir dengan keputusan Skuad Garuda akan tetap berada di naungan federasi sepakbola Asia Tenggara.
Baca juga: Olok-olok Netizen Vietnam Soal Timnas Indonesia Mau Gabung EAFF: Kristal Bertemu Besi? Mana Bisa
Baca juga: Risiko Jika Timnas Indonesia Keluar dari AFF dan Gabung EAFF, Benarkah Skuad Garuda Paling Lembek?
Keinginan PSSI untuk bergabung ke mendapaat sorotan dari salah satu pengamat sepak bola Asia Tenggara.
Beberapa waktu lalu Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menyatakan bahwa pihaknya sudah menghubungi EAFF.
Hal tersebut dilakukan PSSI akibat tak puas dengan kinerja menangani kasus dugaan permainan mata antara Vietnam dan Thailand di ajang Piala AFF U-19 2022.
Melalui sekjennya, Yunus Nusi, PSSI menanyakan perihal rencana mereka untuk bergabung ke dunia sepak bola Asia Timur tersebut.
Aksi ini nyatanya mengundang perhatian dari beberapa negara rival Indonesia di Asia Tenggara, Vietnam adalah salah satu contohnya.
Baca juga: Timnas Indonesia Serius Mau Keluar dari AFF? PSSI Sudah Bangun Komunikasi dengan EAFF
Kabar ini langsung menjadi barang panas di sejumlah media online asal Vietnam.
Tak hanya itu, rencana PSSI ini juga sudah sampai ke salah satu pengamat sepak bola Asia Tenggara, yakni Steve Darby.
Sebagai informasi, Darby dahulu pernah menangani timnas putri Vietnam dan tim putra Thailand.
Namun, saat ini dia fokus menjadi pengamat sepak bola di salah satu media ternama.
Darby mengatakan bahwa tindakan PSSI tersebut sangat kekanak-kanakan.
Ia memprediksi Indonesia akan sulit meninggalkan AFF dalam waktu dekat ini.
Menurutnya, para petinggi AFF tak akan membiarkan Indonesia hengkang begitu saja hanya karena masalah sepele seperti ini.
Timnas Indonesia pun dirasa sulit untuk memasuki EAFF untuk saat ini.
"Federasi Sepak Bola Indonesia hanya bertingkah seperti anak kecil."
"AFF tidak akan membiarkan mereka pergi dan akan sulit bagi EAFF untuk menerima mereka," ucap Darby, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Soha.vn.
Selain itu, Darby juga menanyakan apa dasar PSSI melakukan protes atas tindakan Vietnam dan Thailand di ajang Piala AFF U-19 2022.
Menurutnya, Vietnam dan Thailand sama sekali tidak melakukan kecurangan apa pun pada laga tersebut.
Protes PSSI tersebut hanyalah sebatas pandangan subyektivitas dari PSSI.
Pekar sepak bola itu yakin bahwa Vietnam dan Thailand sama-sama tahu tentang aturan main turnamen tersebut.
Oleh sebab itu, baik Vietnam maupun Thailand tak mungkin main mata pada laga terakhir Grup A tersebut.
"Apa yang dilakukan Vietnam dan Thailand dalam pertandingan perdamaian ASEAN U-19 adalah sepak bola yang legal, tidak ada aturan yang dilanggar."
"Semua tim telah mengetahui aturannya sebelum memasuki turnamen, dan jelas tidak boleh keberatan jika terjadi kesalahan."
"Berdebat tentang permainan mungkin benar secara moral, tetapi sangat subyektif," jelasnya.
Pria berusia 67 tahun itu pun mengatakan Vietnam dan Thailand terlalu naif jika bermain dengan risiko dalam keadaan yang sudah aman.
Menurutnya, di kompetisi remaja hanya hasil yang diperlukan, selebihnya tidak ada.
Kabar mengenai gabungnya PSSI ke EAFF ini pun diprediksi akan berakhir tak lama lagi.
Hasilnya adalah PSSI tetap bertahan di AFF dan tak akan pergi ke mana-mana.
Andai PSSI hengkang dari AFF, Darby yakin masalah ini akan berdampak ke ranah politik negara-negara ASEAN.
"Saya pikir ini (PSSI bergabung dengan EAFF) akan segera hilang karena saya tidak berpikir EAFF ingin Indonesia bergabung."
"Selain itu, kasus lain yang perlu dipikirkan adalah politisi di ASEAN akan turun tangan jika masalah ini terlalu jauh," kata Darby. (M Hadi Fathoni/SuperBall)