Bersama Nerazzurri, hampir di setiap pertandingan Conte selalu memakai dua penyerang dengan tipikal nomor sembilan.
Kedalaman skuat yang dimiliki Tottenham memang membuat Conte meninggalkan kebiasaannya di Inter Milan.
Apalagi, adanya Son Heung-min yang lebih berbahaya jika dipasang sebagai seorang winger, membuat Conte melakukan adaptasi dengan menggunakan tiga penyerang di depan.
Hasilnya pun mentereng, Son menjadi top skor bagi Liga Inggris dengan torehan 22 gol.
Dengan torehannya itu, catatan gol Son Heung-min bahkan kebih banyak dari Cristiano Ronaldo yang hanya mencetak 18 gol di Liga Inggris.
Dari adaptasi yang dilakukan pria berusia 52 tahun itu memang memperlihatkan bahwa dirinya benar-benar ingin menjadikan Son sebagai pusat serangan dari Tottenham.
Meski bermain sebagai winger kiri, pergerakan Son sangat cair.
Ia tak selalu memulai serangan dari tepi lapangan tapi juga muncul dari tengah untuk menciptakan half space, Son pun juga lebih banyak berada di dalam kotak penalti.
Posisi wing back yang biasa diisi oleh Regulion dan Sessegnon fokus untuk melayani Son yang sering berada di kotak 16 untuk mencetak gol.
Peran sebagai goal getter utama The Lilywhites bukan lagi menjadi tanggung jawab utama sosok Harry Kane namun juga Son Heung-min.
Darwin Nunez
Darwin Nunez didatangkan Liverpool dari Benfica bukan sebagai pengganti sepadan Sadio Mane.
Mane bukanlah tipikal target man seperti Nunez, kehadirannya di Liverpool membuat ia diharapkan mampu menjadi goal getter The Reds.
Semenjak era Jurgen Klopp, Liverpool tak memiliki striker nomor 9 yang andal perihal mencetak gol.
Roberto Firmino adalah seorang penyerang tengah yang aktif menjemput bola untuk menjadi pelayan, torehan golnya pun tak mencolok.
Sedangkan Divock Origi lebih di maksimalkan untuk menjadi sosok supersub dan mencetak gol di saat-saat krusial.
Keberanian Liverpool memboyong Nunez dengan harga tinggi memang untuk itu, mencetak gol sebanyak mungkin hampir di setiap laga.
Dengan gol debut laga resmi yang berhasil Nunez ciptakan saat melawan Man City, jelas kepercayaan dirinya bakal meningkat, gol-gol lainnya dari sang striker begitu dinanti pada laga-laga The Reds selanjutnya.
Musim lalu saja, Nunez sukses menyumbangkan 34 gol dari 41 laga bersama Benfica di seluruh ajang.
Raheem Sterling
Raheem Sterling diyakini bakal menjadi kepingan puzzle sempurna bagi The Blues.
Dalam skuad yang dimiliki Thomas Tuchel, Chelsea telah memiliki barusan winger mentereng.
Adalah Mason Mount, Hakim Ziyech, Hudson Odoi, Christian Pulisic, hingga Timo Werner yang sering dimainkan Tuchel di sisi tepi.
Namun, dari lima winger yang disebutkan di atas, tak ada yang seagresif dan sespesial Raheem Sterling.
Per catatan FBref sejak musim 2016/2017, Raheem Sterling menjadi salah satu penyerang paling elite di daratan Liga Inggris.
xG Sterling berada di angka 81.82 menjadi yang tertinggi keempat di Liga Inggris.
Dalam urusan menjebol gawang lawan, pemain berusia 27 tahun ini berada di peringkat lima terbanyak dengan torehan 85 gol.
Dan yang lebih menarik, Raheem Sterling yang musim lalu sering duduk di bangku cadangan dan dimainkan pada posisi baru, memiliki torehan gol yang lebih banyak dari top skor Chelsea.
Top skor Chelsea musim lalu, Mason Mount, hanya mampu menciptakan 13 gol.
Raheem Sterling mampu mencetak empat gol lebih banyak dari pemain binaan Cobham itu.
Jelas atas beberapa aspek di atas, sangat masuk akal jika Chelsea berani menebus Sterling dengan harga mahal.
Sang juru taktik, Thomas Tuchel bahkan mengaku sudah menjadi fans berat Sterling sejak dirinya masih menukangi Paris Saint-Germain.
Dilansir Sky Sports, Tuchel begitu menyukai gaya bermain Sterling yang mampu menusuk dengan satu dua kali sentuhan.
Ia tak hanya memiliki kaki yang cepat, tapi juga ketepatan dalam melakukan finishing di sudut yang tak terlalu menguntungkan.
Bergabungnya Sterling dengan Chelsea jelas membuat Tuchel girang bukan main.
Peduli setan dengan hengkangnya Romelu Lukaku ke Inter Milan, Raheem Sterling yang bermain di sisi tepi memiliki atribut untuk menjadi goal getter Chelsea di musim depan.
Anomali flopnya Raheem Sterling di Manchester City dan Chelsea yang berani menebusnya dengan harga tinggi memang mengundang pro dan kotra.
Namun, apapun itu, statistik telah menunjukkan bahwa eks winger Liverpool itu terbukti menjadi penyerang terbaik di Liga Inggris.
(Tribunnews.com/Deivor)