Menciptakan peluang sering kali menjadi kunci permainan gelandang serang asal Norwegia itu.
Meskipun ia hanya berhasil membuat empat assist liga musim lalu, perlu dicatat bahwa dia berada di peringkat teratas di Arsenal dalam hal memiliki Assist yang Diharapkan (xA), dan umpan kunci per 90 rata-rata.
Hanya tiga pemain di Liga Primer yang memiliki lebih banyak menciptakan peluang dari Odegaard, yakni Trent Alexander-Arnold, Kevin De Bruyne, dan Bruno Fernandes.
Musim ini, Odegaard akan sangat diuntungkan dengan kehadiran striker anyar, Gabriel Jesus yang datang dari Manchester City.
Dengan tingkat konversi gol yang tinggi, secara teoritis Jesus bisa ikut membantu menuntaskan peluang dari Odegaard menjadi assists yang berujung gol.
Hal itu telah mulai terbukti saat uji coba pra-musim, dimana Jesus mengoleksi tujuh gol dari lima laga.
Arsenal hanya mencetak 61 gol musim lalu saat finis di posisi lima. Mereka terpaut sampai 38 gol dari juara bertahan Manchester City.
Pihak klub telah coba mengatasi masalah mandulnya lini serang, dengan mendatangkan para pemain berkelas, sekaligus mengejar target ke Liga Champions.
Selain Jesus, Arsenal pula kedatangan para pemain dengan naluri ofensif yakni Fabio Vieira, Marquinhos dan Oleksandr Zinchenko.
Namun, tetap saja perhatian akan tertuju kepada sang kapten muda, Odegaard. Diharapkan, dengan beban tanggung jawab lebih, potensinya bakal lebih keluar lagi.
Musim lalu, Odegaard mengemas tujuh gol, hampir kurang separuh dari gol gelandang Manchester City, Kevin de Bruyne yang mencetak 15 gol.
De Bruyne juga rata-rata melepaskan 3,14 tendangan per-90 menit musim lalu, sedang Odegaard rata-ratanya hanya 1,72.
Jangan lupakan, De Bruyne bisa mencapai hasil tinggi itu karena mereka secara tim memang lebih banyak menguasai bola daripada rata-rata Arsenal.
Ini tentunya memperbesar peluang De Bruyne untuk menerima operan, memengaruhi permainan.