TRIBUNNEWS.COM- Manchester United kalah di laga pertama atas Brighton, kekalahan itu memicu protes besar di kalangan fan Man Utd atau penggemar Setan Merah.
Fan Manchester United ngambek, mereka mengajak untuk mengkosongkan stadion Old Traford sebagai bentuk protes kepada Glazer dari fan Man Utd.
Di Twitter, penggemar Manchester United menuliskan tagar Empty Old Trafford pada laga Man Utd Vs Liverpool yang akan digelar pada tanggal 22 Agustus mendatang.
Fans Man Utd ingin membuat boikot skala besar yang serupa dengan yang dilakukan fan AC Milan pada 2015.
Penggemar Manchester United sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan protes mereka atas kepemilikan Glazer dengan melakukan boikot besar-besaran terhadap Old Trafford.
Sebuah demonstrasi terhadap pemilik mengakibatkan megastore Old Trafford ditutup sebelum pembukaan Liga Premier mereka pada hari Minggu.
Sebuah video yang diposting di Twitter oleh akun penggemar anti-Glazer The 1958 menunjukkan sejumlah penggemar membawa spanduk bertuliskan 'Berjuang untuk United' saat penggemar meminta pemilik yang tidak populer untuk menjual klub.
United menderita kekalahan 1-2 dari Brighton dalam pertandingan Liga Premier pertama mereka di bawah manajer baru Erik ten Hag, setelah kalah 0-4 dari Seagulls di akhir musim lalu di bawah Ralf Rangnick.
Hasilnya tampaknya telah memicu kebencian terhadap keluarga Glazer di klub.
Setelah kekalahan itu, menurunkan unek-unek mereka di media sosial untuk menyerukan boikot penuh atas untuk mengirim pesan yang kuat kepada pemilik klub dari Amerika.
'Empty Old Trafford' menjadi trending di Twitter pagi ini, dengan beberapa orang menyamakan usulan walk-out dengan gerakan serupa AC Milan pada tahun 2015.
Dikutip dari situs joe.co.uk, pada bulan Maret, lapangan dengan 80.000 kursi lebih berdiri hampir benar-benar kosong saat para penggemar menjauh, dengan raungan gemuruh para ultras di Curvas terasa tidak ada.
Stadion kosong adalah bagian dari boikot skala besar yang direkayasa oleh kelompok ultras Curva Sud.
Para penggemar menjadi semakin marah atas ketidakcakapan yang tampaknya dilakukan Rossoneri pada saat itu.