TRIBUNNEWS.COM - Manchester United mulai memetik hasil-hasil positif di bawah arahan Erik Ten Hag.
Pada pekan keempat Liga Inggris, Manchester United berhasil menang atas Southampton dengan skor tipis 1-0, Sabtu (27/8/2022).
Kemenangan tersebut menjadi raihan tiga angka kedua Manchester United di Liga Inggris musim ini.
Baca juga: Fans Manchester United Girang Dua Kali, Bruno Fernandez Cetak Gol dan Harry Maguire Tak Terpakai
Memang, start Setan Merah bersama Erik Ten Hag tak secemerlang yang digandang atau diharapkan pendukung.
Erik Ten Hag sebenarnya memiliki visi yang jelas ketika menerima tawaran menjadi pelatih Setan Merah.
Namun situasi yang ada di skuad saat ini membuatnya belum bisa menerapkan ide yang dimiliki secara mutlak.
Keberadaan Casemiro dan David de Gea bisa menjadi bukti dari kemampuan Erik Ten Hag beradaptasi dengan skuad yang dimiliki.
Casemiro
Kedatangan Casemiro ke Old Trafford barangkali tak disangka banyak pihak.
Pasalnya, Manchester United selama ini mengincar nama lain untuk mengisi posisi gelandang bertahan.
Erik Ten Hag dan Manchester United sekuat tenaga merayu Frenkie De Jong agar mau bergabung dan meninggalkan Barcelona.
Sayangnya usaha tersebut sia-sia.
Pada akhirnya, pilihan mengisi pos posisi nomor 6 jatuh kepada Casemiro.
Jika dibandingkan, Casemiro dan Frenkie De Jong memiliki gaya main yang berbeda.
Casemiro cenderung berperan sebagai gelandang bertahan murni atau tradisional.
Ia tak banyak terlibat dalam penyerangan tim.
Namun perannya akan sangat menonjol sebagai pemutus serangan lawan.
Sebaliknya, Frenkie De Jong memiliki daya tawar lebih besar dari sisi ofensif.
Ia dapat menjadi jembatan kala timnya ingin membangun serangan dari belakang.
Pemain asal Belanda tersebut sudah menunjukkan kemampuannya sebagai gelandang bertahan modern berulang kali.
Baik semasa ia masih di Ajax atau setelah bergabung dengan Barcelona.
Keputusan Erik Ten Hag mendatangkan Casemiro membuatnya tak bisa selalu membangun serangan dari bawah.
Hal ini pula yang menjadi berkah bagi David de Gea.
Kontribusi David de Gea
Di laga melawan Brentford, David de Gea menjadi sasara kritik lantaran tak bisa membaca situasi saat membangun serangan dari belakang.
Ia malah mengarahkan bola kepada Christian Eriksen yang mendapat pressing ketat dari lawan.
Alhasil, Manchester United kebobolan gol-gol mudah dari blunder De Gea tersebut.
Erik Ten Hag langsung bereaksi dengan situasi ini.
Ia tak lagi memaksa sang penjaga gawang menjadi bagian dari serangan Setan Merah.
Pada pertandingan melawan Liverpool dan Southampton menjadi bukti.
David de Gea berulang kali menyuruh kedua bek tengah untuk maju ke depan ketika posisi tendangan gawang.
Biasanya, permainan dari belakang bakal dimulai ketika penjaga gawang mengoper bola ke salah satu bek yang ada di dekatnya.
Pun demikian di laga melawan Southampton lalu.
Ia sangat jarang mengalirkan bola dari belakang.
Dalam dua pertandingan tersebut, David de Gea lebih banyak menendang atau melempar bola langsung ke depan.
Memang tak ada garansi bola akan mendarat kepada rekannya yang ada di lini tengah.
Namun setidaknya, tak timbul kepanikan di lini belakang MU seperti ketika DDG memilih membangun serangan dari belakang.
(Tribunnews.com/Guruh)