Sebab waktu istirahat yang berubah tersebut, pemain jadi merasa lebih letih.
Dampaknya, tim pelatih juga mengeluh karena program latihan mereka tidak berjalan maksimal.
Menanggapi hal tersebut, Dokter Tim Persita Tangerang, dr. Pratama Wicaksana, menerangkan bahwasanya tidak disarankan melakukan aktivitas berat pada larut malam.
Kat dia idealnya para atlet, pukul 21.00 harus sudah beristirahat.
“Kalau bicara normal atau tidak, tentunya akan mengacu ke siklus normal tubuh, dan di atas jam 21.00, itu adalah jam tubuh memulai istirahat,” tutur dokter yang biasa disapa Tommy ini kepada Kompas.com.
“Pada dasarnya, kalau saya tugasnya memperhatikan kesehatan pemain, tentunya ketika jam bermain malam yang bisa berpengaruh kepada kesehatan, ya sebaiknya dicegah,” katanya menyarankan.
Demi menyiasati jam kick off malam Liga 1, ia hanya memberlakukan aturan makan malam.
Caranya adalah dengan mengatur pola makan pemain yang menyesuaikan waktu sepak mula pertandingan.
Selain itu, dr. Pratama Wicaksana menjelaskan tidak ada perlakuan khusus yang diberikannya kepada personel Pendekar Cisadane, julukan Persita.
Masalah kesulitan tidur setelah pertandingan pun diselesaikan dengan sealami mungkin.
“Tidak ada treatment khusus, sebenarnya ada obat-obatan membantu tidur, tetapi kan itu diberikan untuk orang yang sakit, bukan untuk orang yang tidak tidur karena main bola,” ujar dokter lulusan Universitas Brawijaya Malang tersebut.
Tanggapan PSSI
Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi mengatakan tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang akan jadi evaluasi PSSI dan PT LIB.
Salah satunya mengenai pertandingan yang diadakan pada malam hari.