TRIBUNNEWS.COM- Pesepak bola Prancis, Paul Pogba merasa trauma setelah dia menjadi korban pemerasan, dia tidak ingin bermain sepak bola lagi gara-gara masalah ini.
Paul Pogba menangis dan takut akan keselamatan anak-anak dan istrinya.
Terkait dengan apa yang dialami Paul Pogba, Kejaksaan Paris telah meluncurkan penyelidikan.
Rincian telah terungkap dari penyelidikan yang diluncurkan oleh Kantor Kejaksaan Paris terhadap klaim Paul Pogba bahwa dia adalah target pemerasan.
Gelandang Juventus mengklaim bahwa pria bersenjatakan senapan, menyerangnya di pinggiran Paris pada 19 Maret dan menuntut lebih dari 12 juta euro.
"Saya takut. Kedua orang itu menodongkan senjata ke arah saya," jelasnya kepada penyidik.
"Karena mereka menahan saya seperti itu di bawah todongan senjata, saya mengatakan kepada mereka bahwa saya akan membayar.
"Mereka meneriaki saya: 'Diam, lihat ke bawah'. Ketika dua pria itu pergi, Roushdane mengatakan kepada saya bahwa saya harus membayar karena jika tidak, kita semua dalam bahaya."
Pogba Merasa Sangat terpengaruh.
Menurut informasi dari Journal du Dimanche, Paul Pogba dalam keadaan shock setelah mengalami kejadian itu
Boubacar Camara mengungkapkan selama interogasi di Kantor Pusat untuk Memerangi Kejahatan Terorganisir (OCLCO).
Camara bertemu dengan Pogba beberapa jam setelah kejadian dan mengungkapkan bahwa pemain internasional Prancis itu berpikir untuk menyerah saja.
"Dia tidak ingin bermain sepak bola lagi," kata Camara.
"Paul menangis. Aku menyuruhnya untuk tenang. Dia menelepon, saya tidak tahu siapa. Dia takut keselamatan anak-anaknya, istrinya, keluarganya," katanya.
Paul Pogba diduga menjadi korban pemerasan dan salah satu teman terdekatnya mengatakan kepada penyelidik Prancis bahwa gelandang Juventus 'ingin menghilang dan berhenti dari sepak bola'
Pemain internasional Prancis itu diduga menghadapi geng terorganisir pada Maret ketika ia kembali ke kampung halamannya, Lagny-sur-Marne, selama jeda internasional.
Dia mengatakan kepada penyelidik bahwa dia diseret ke sebuah apartemen.
Di mana dia dituduh tidak membantu teman-temannya secara finansial sejak menjadi bintang sepak bola.
Anggota geng dikatakan teman masa kecil dari pemain internasional Prancis dan diduga menuntut € 13m dari dia, mencuri € 300.000 dan kartu kredit.
Penyelidik mendengar Boubacar Camara, salah satu teman terdekat Pogba bulan lalu.
Durat kabar Prancis Journal Du Dimanche melaporkan bagian dari interogasinya.
Camara tinggal di Turin bersama Pogba selama musim pertama sang gelandang di Turin pada 2012, tetapi kemudian kembali ke Prancis karena putranya lahir.
Sehari setelah dugaan penculikan, dia berbicara dengan Pogba.
“Dia sedang duduk di tempat tidur di sebuah hotel di Paris. Dia menangis dan berjuang untuk berbicara," kata Camara kepada penyelidik, menurut laporan itu.
“Dia mengatakan kepada saya bahwa sekelompok orang telah menculiknya, menuntut 13 juta euro. Dia mengaku ingin menghilang dan tidak lagi bermain sepak bola. Dia takut pada keluarganya. Sekarang dia tidak mempercayai siapa pun, tetapi saya tidak bersalah, korban seperti dia.”
Laporan di Prancis mengklaim bahwa Pogba berada di bawah perlindungan Polisi di Turin.
Menyusul ancaman dan upaya pemerasan dalam kasus yang juga melibatkan saudaranya Mathias yang telah ditahan di Prancis.