TRIBUNNEWS.COM - PS Hizbul Wathan (PSHW) meminta pertanggung jawaban Arema FC terkait penyelenggaraan Liga 3 Indonesia.
Pasalnya kompetisi Liga 2 dan 3 belum ada kejalasan penyelenggaraan pasca-Tragedi Kanjuruhan, pada (1/10/2022) lalu.
Hal ini berbeda dengan kasta kompetisi yang di ikuti oleh Arema FC, yakni Liga 1 Indonesia.
Kompetisi Liga 1 akan menyelenggarakan putaran kedua pada pertengahan Januari 2023 mendatang.
Bahkan Arema FC menginvasi kota asal PSHW, yakni DIY untuk menjadi markas sementara selama putaran kedua.
Arema FC memilih Stadion Sultan Agung Bantul sebagai markas sementara karena terkena sanksi skorsing bermain di wilayah Malang-Raya.
Baca juga: Arema FC Pilih Stadion Sultan Agung Jadi Homebase, Klub Liga 3 Protes: Sungguh Tiada Empati!
Melalui akun twitter resminya, PSHW mengungkapkan kekecewaan terhadap sikap Arema FC yang tak kunjung memberikan solusi.
"Dear Arema FC, kami hanya tim kecil dari DIY, kami kumpulkan dana dari donatur untuk berlaga di Liga 3. Karna kalian Liga 3 DIY batal. Sekarang kalian memilih Sultan Agung, Bantul sebagai markas Liga 1, sunggu tiada empati," tulis pada tweet pembuka.
PSHW menganggap Arema FC telah membuat kecerobohan atas Tragedi Kanjuruhan.
Menurutnya kajadian itu telah menghancurkan kari dan masa depan pemain PSHW.
"Pemain kami sudah berlatih demi karir dan masa depan. Kecerobohan klub, panpel, aparat dan suporter kalian menghancurkan harapan tersebut. Liga 3 DIY batal, kalian justru ke SSA!," sambungnya.
PSHW merasa tak rela jika Arema FC memilih Stadion Sultan Agung Bantul untuk markas sementara.
"Kami berusaha merawat sepakbola dengan memberi ruang kepada para pemain muda. Para pemain kami sudah berlatih. Di tengah kondisi yang penuh duka, tiba-tiba ada klub Liga 1 yang ingin menggunakan Stadion Sultan Agung," tutupnya.
Pemilihan Sultan Agung oleh Arema FC bukan tanpa alasan. Hal ini didasari karena terkena sanksi dari PT LIB.