TRIBUNNEWS.COM - Pemain sayap Manchester City, Jack Grealish, mengungkapkan bahwa beradaptasi di The Citizens lebih sulit dari yang ia bayangkan.
Pada musim lalu Grealish didatangkan oleh Man City dari Aston Villa dengan banderol 2.042 miliar rupiah.
Semenjak saat itu ia kurang begitu berkontribusi untuk tim dari sisi jumlah gol dan assist, tetapi ketika laga melawan Chelsea di Stamford Bridge pada Jumat (6/1/2023) dini hari WIB, pemain berusia 27 tahun tersebut sukses memberikan umpan yang berujung gol kepada Riyad Mahrez.
Assist-nya itu membantu timnya memenangkan laga dengan skor tipis 1-0, hasil ini membuat The Citizens memangkas jarak poinnya atas Arsenal yang berada di puncak klasemen menjadi lima poin.
Pasca-laga melawan Chelsea, Grealish menceritakan situasi adaptasinya di Man City.
Baca juga: Hasil Akhir Chelsea vs Manchester City di Liga Inggris, Gol Riyad Mahrez Menangkan The Citizens
"Ketika saya datang ke sini, saya akan jujur kepada Anda, itu jauh lebih sulit daripada yang saya kira," kata Grealish dikutip dari BBC.
"Di kepala saya, saya pikir saya akan pergi ke tim yang duduk di puncak liga dan saya akan mendapatkan begitu banyak gol dan assist, tetapi jelas bukan itu masalahnya."
"Banyak tim cenderung bermain bertahan melawan kami dan tidak demikian halnya [ketika saya] di Villa," ucapnya.
Pemain Timnas Inggris itu kemudian menjelaskan kondisinya saat masih bermain di Aston Villa yang dibesut oleh Dean Smith.
Ia menjelaskan bahwa perbedaannya ialah dulu dirinya punya full-back yang melakukan overlap guna membukakan ruang untuk Grealish berkreasi di lini depan.
Sementara di City, para full-back-nya lebih sering diinstruksikan oleh Pep Guardiola untuk bergerak melalui sisi tengah atau biasa disebut sebagai inverted full-back.
"Dean Smith akan memberitahu saya untuk menemukan titik lemah di pertahanan [lawan], apakah itu di kanan, tengah, atau apakah menyusuri pinggir [lapangan], dan di Villa, saya selalu memiliki full-back yang melakukan overlap," kata Grealish.
"Sebelum datang ke City, saya telah berada di Villa sepanjang hidup saya, dan saya tidak pernah harus berubah."
"Saya selalu terbiasa dengan itu, saya tidak menyadari betapa sulitnya beradaptasi dengan tim dan manajer yang berbeda," paparnya.