Tersangka teracnam hukuman berat lebih dari lima tahun masa tahanan.
Sebelumnya manajemen Persita Tangerang dan Persis Solo kompak untuk mengusut kasus ini tuntas hingga ke jalur hukum.
Menurut kedua klub Liga 1 Indonesia tersebut, tidak ada bisa mentolerir kekerasan satu pun di luar maupun di dalam lapangan.
Tentunya ini harus dijadikan pelajaran sepak bola Indonesia.
Pasalnya pasca Tragedi Kanjuruhan (1/10/2022) lalu, wajah sepak bola Indonesia menjadi gelap dan membutuhkan banyak pembenahan.
Jangan sampai kejadian ini kembali memperburuk wajah sepak bola Indonesia.
(Tribunnews.com/Bayu Panegak)