Laporan keuangan sejumlah klub itu didasarkan pada karya seorang peretas komputer Portugis Rui Pinto.
Peretas itu membobol akun email berbagai klub sepak bola serta agen pemain.
Bermula dari hal itu, EUFA kemudian memulai investigasi terhadap Man City.
UEFA sempat memutuskan Manchester City melakukan pelanggaran serius terhadap aturan Financial Fair Play dan menghukumnya dengan larangan 2 tahun tampil di kompetisi Eropa.
Namun, sanksi ini dicabut oleh Pengadilan Eropa Arbitrase dan pada akhirnya tidak pernah berlaku.
Ternyata, penyelidikan juga dilakukan oleh pihak Liga Inggris yang kemudian baru mengeluarkan pernyataan pada Senin kemarin.
Dakwaan Premier League pun lebih lebih banyak daripada UEFA. Man City juga tidak bisa mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
(Tribunnews.com/Tio)