TRIBUNNEWS.COM- Zlatan Ibrahimovic menjadi tumpuan harapan bagi kebangkitan AC Milan.
Setelah tujuh laga beruntun tanpa kemenangan seakan telah menyurutkan api semangat pasukan AC Milan, Saat itulah Zlatan Ibrahimovic datang.
Zlatan Ibrhimovic menghidupkan harapan kebangkitan AC MIlan di saat mereka sedang mencari inspirasi baru.
Untuk pertama-kali dalam delapan bulan terakhir, striker asal Swedia berusia 41 tahun Zlatan Ibrahimovic muncul dalam latihan bersama tim utama AC Milan di Milanelo.
Laporan terbaru dari Corriere della Sera, sang bomber diperkirakan akan dipanggil oleh pelatih Stefano Pioli untuk duel kontra Torino pada pekan ke-22 Serie A di Stadion San Siro, Milan, Sabtu (11/2) dini hari.
Diharapkan untuk memulai dari bangku cadangan, Ibra dilaporkan baru fit bermain untuk durasi 10-15 menit, dan kemungkinan tampil di akhir pertandingan.
Kendati tak akan tampil penuh, kehadiran pemain yang menjuluki dirinya sendiri sebagai "singa" ini mungkin saja akan meniupkan harapan, menyalakan api semangat yang dicari Milan saat ini menyusul kekalahan 1-0 dari Inter di Derby della Madonnina (6/2).
Kekalahan pada laga terakhir memperpanjang rentetan hasil tanpa kemenangan yang menyedihkan sejak awal Januari. Itu juga menjadi empat kekalahan beruntun, yang baru pertama terjadi sejak 2017.
Rossoneri pun tampaknya mulai kehilangan kepercayaan kepada Stefano Pioli kurang dari setahun sejak dia mengakhiri penantian Scudetto Milan selama satu dekade.
Dalam situasi tak kondusif itu, Ibra muncul dengan sesumbarnya, dengan ucapan-ucapan bombastisnya, tapi yang mungkin bisa jadi api penyemangat pasukan Milan.
“Sepak bola adalah segalanya, gairah, adrenalin, pertarungan, kemenangan, atmosfer. Ini adalah paket dari segalanya, di mana saya merasa berada di puncak, di mana saya merasa yang terbaik keluar dari diri saya, saya berubah dan menjadi orang lain," kata Ibrahimovic berbicara kepada Milan TV membahas kembalinya dia ke lapangan.
"Ketika saya kembali, musik berubah. Ini Milan, di Milan Anda harus menang. Kami berada di Milan untuk menang, jika kami menang itu karena kami adalah Milan," ujarnya menyemangati rekan-rekannya.
“Anda pasti akan mengalami saat-saat sulit, dan saat-saat baik, apa pun situasinya, Anda harus selalu berada di level maksimal. Tak ada yang terjadi secara kebetulan.
Setiap kali Anda menang, ada sesuatu yang tercatat dalam sejarah. Scudetto tahun lalu ada dalam sejarah, tapi bukan karena kebetulan, karena kami adalah Milan,” ujar Ibra.
Milan faktanya memang dalam situasi terpuruk. Rossoneri kalah dalam tiga laga Serie A berturut-turut dengan skor agregat 10-3, termasuk kekalahan memalukan 5-2 dari Sassuolo di laga kandang .