Kronologi Ricuh di KLB PSSI Saat Pemilihan Wakil Ketua Umum, Harus Diulang, Suara Voters Dimanipulasi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI dalam pemilihan Calon Wakil Ketua Umum diwarnai kericuhan.
Kericuhan dipicu aksi protes sejumlah pemilik suara (voters) yang menduga terjadi indikasi kecurangan.
Direktur Keuangan Persiba Balikpapan yang hadir sebagai voter, Togar Simanjuntak langsung keluar dari Ballroom dan menemui awak media.
Baca juga: Pemilihan Waketum PSSI Tegang dan Diulang, Amali Mengaku Tak Tahu, Nama Ratu Tisha Banyak Hilang?
Togar Simanjuntak menuturkan kronologi kericuhan pada KLB PSSI saat pemilihan Wakil Ketua Umum.
Togar mengatakan hasil penghitungan wakil ketua umum belum sah karena terindikasi adanya manipulasi suara.
Bahkan seusai pengumuman, para voter sempat ricuh dan menanyakan kepada Komite Pemilihan.
Sejumlah nama yang menjadi pilihan para voters, seperti Ratu Tisha dan Syauqi Soeratno disebutkan banyak yang hilang saat penghitungan.
"Banyak yang tulis nama Tisha hilang. Ada yang tulis Syauqi hilang, ada yang tulis nama Riyadh juga hilang. Usul dari teman-teman voter ganti KP tapi mantan Ketum Pak Iwan bilang hitung ulang jadi ini diselematkan oleh Pak Iwan. Kita dengarkan kewibawaan dia," kata Togar.
"Kami marahnya itu itu para Exco itu yang mengkhianati Ibul dan sekarang mau mengkhianati juga peserta kongres. itu yang buat kita marah," tegasnya.
Togar membeberkan suasana di dalam ballroom sangat ricuh karena para voter menanyakan suara yang hilang atau tak dihitung.
Dengan demikian, pemilihan wakil ketua umum PSSI 2023-2027 kembali diulang.
Sebelumnya diumumkan Menpora Zainudin Amali terpilih sebagai waketum PSSI (66 suara) bersama dengan Yunus Nusi dengan 63 suara.
Sedangkan Ratu Tisha tidak terpilih karena hanya mengemas 41 suara.
"Kondisi di dalam ramai sampai 2 jam. Cuma argumentasi saja tidak ada adu fisik. Cuna protes saja tapi protes keras. Kok bisa nama yang disebut tidak dihitung. Teman-teman minta kertas itu dibuka, tapi teman-teman bijak, ya sudah atas usul Pak Iwan supaya demi selamatnya kongres ini jadi kita pilih ulang," katanya.
Erick Thohir Sah Jadi Ketua Umum PSSI
Pada agenda Pemilihan Ketua Umum di KLB PSSI, Erick Thohir resmi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2023-2027, Kamis (16/2/2023).
Erick Thohir langsung memberikan komentarnya setelah mendapat amanah memimpin PSSI untuk empat tahun mendatang.
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN ini mengaku terpilihnya dirinya sebagai Ketua Umum PSSI bukanlah sebuah kemenangan.
Kemenangan sejati baru akan terwujud bila empat hal yang ia dambakan ini terjadi.
Hal apa saja yang menjadi atensi Erick Thohir?
Pria berusia 52 tahun itu mendambakan Timnas Indonesia yang berprestasi.
Tak cuma timnas yang menjadi sorotannya.
Para suporter juga tak luput dari perhatian.
Ia ingin melihat para suporter dan penonton yang hadir di stadion bisa menyaksikan tim kesayangannya dengan aman.
Setelah itu, Erick Thohir menyoroti peningkatan kualitas wasit dan pelatih di Indonesia.
Baca juga: Sorotan Wasit Liga 1, Gol Offside Sah, Gol Onside Dianulir, Gaji Sudah Rp 10 Juta Per Laga
Sebagaimana diketahui, wasit dan perangkat pertandingan yang memimpin laga tak jarang mengundang kontroversi.
Mereka kerap membuat keputusan-keputusan kurang tepat yang menimbulkan gejolak di dalam dan luar lapangan.
Untuk itu peningkatan kualitas wasit sekiranya perlu segera digalakkan oleh sang Ketua Umum PSSI yang baru.
Terakhir, Erick Thohir menginginkan sepak bola Indonesia bisa bersih dan berprestasi.
Hal ini sejalan dengan kompetisi dalam negeri yang sejatinya kerap menyuguhkan partai-partai berkualitas.
Sayangnya ada saja hal di luar lapangan yang menganggu jalannya kompetisi dan membuat fokus dari para klub terganggu.
Erick Thohir menyampaikan komentarnya tersebut melalui cuitan di akun Twitter pribadinya.
"Terima kasih atas amanah voters dan dukungan pecinta sepak bola," buka Erick Thohir dalam cuitannya itu.
"Belum ada kemenangan hari ini."
"Kemenangan adalah ketika tim nasional berprestasi, suporter bisa aman menonton tim kesayangan, kualitas wasit & pelatih meningkat, dan sepak bola Indonesia bisa bersih dan berprestasi," sambungnya.
Selain itu, ia juga sempat mengungkapkan soal nyali besar yang dibutuhkan untuk membenahi sepak bola Indonesia.
Mantan Presiden Klub Inter Milan ini pun menyebut nyali itu harus bisa dibuktikan dengan raihan prestasi.
"Waktu itu saya bilang saya bicara bahwa perlu nyali memperbaiki sepak bola Indonesia, tidak teori - teori," ujar Erick Thohir kala itu.
"Hari ini kita sudah tidak bicara nyali lagi, tapi kita bicara bagaimana nyali membuktikan memang kita berprestasi," ungkapnya.