Di Maria musim ini sudah terlibat dalam sepuluh gol Juventus di berbagai kompetisi, dengan perincian empat gol, dan enam assists.
Rata-rata, dia terlibat dalam satu gol setiap 97 menit.
Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri mengapresiasi di Maria sebagai pembeda, seperti di laga kontra Spezia.
"Kami terkejut karena Spezia bermain dengan empat bek. Itu di luar perkiraan, dan para pemain kami jadi kebingungan. Di situlah Maria membuat perbedaan," ujarnya dikutip dari Football-Italia.
"Pernahkah kalian melihat seorang juara gelisah atau histeris ketika menguasai bola di kakinya? Saya belum pernah, dan saya melatih cukup banyak di antara mereka. Ketenangan itu datang dari pengalaman dan kualitas. Itu yang ditunjukkan oleh Di Maria," ujar Allegri.
Di Maria akan jadi starter kembali di lini depan Juventus dalam formasi 4-3-3, mendampingi Vlahovic sebagai ujung tombak, dengan Filip Kostic mengisi posisi penyerang kiri, menyusul masih cederanya Federico Chiesa.
Di lini belakang, bek sentral dari Brasil, Bremer bakal kembali tampil setelah terkena suspend pekan lalu.
Kemungkinan dia akan bertandem bareng kompatriotnya, Danilo di jantung pertahanan, dengan bek veteran, Leonardo Bonucci bisa jadi opsi alternatif.
Juventus turun kasta ke Liga Europa setelah mereka finis ketiga di bawah Benfica, dan Paris Saint Germain di penyisihan grup Liga Europa.
Ini kali pertama mereka berkompetisi di Liga Europa sejak sembilan tahun terakhir. Namun, mereka harus berjuang sebelum bisa masuk ke babak 16 besar.
Setelah sempat babak belur, ditambah dikurangi 15 poin, Bianconeri kini terlihat mulai stabil.
Pasukan Allegri tak terkalahkan dalam lima laga terakhir.
Hasil imbang 1-1 kontra Nantes lalu jadi satu-satunya raihan satu poin dengan empat laga lainnya disapu bersih dalam kemenangan clean sheet
Di sisi lain, Nantas yang finis kedua di Grup G Liga Europa, sedang memburu babak 16 besar pertama mereka di liga Eropa sejak 22 tahun lalu.
Sayang, modal mereka tak terlalu meyakinkan setelah ditekuk Lens 3-1 dalam laga terakhir, yang membuat mereka tertahan di peringkat 13 Ligue 1, terpaut sembilan poin dari zona degradasi.
Tapi, skuat asuhan Antoine Kombouare punya rekor cukup bagus saat main di kandang. Mereka hanya kalah tiga kali dari 14 laga di Stadion de la Beaujoire di berbagai kompetisi.