Para pelajar yang menyaksikan final tersebut tidak menyukai cara bermain Madrid CF.
Lalu, 18 hari berselang, mereka membentuk cabang Athletic di Kota Madrid yang kemudian berubah menjadi Atletico de Madrid
2. Atletico pernah melalui 14 tahun tanpa kemenangan di laga derbi Madrid
Atletico Madrid pernah melalui saat-saat terburuk dalam sejarah derbi Madrid.
Mereka tak pernah meraih kemenangan pada tahun 1999 hingga 2013.
Klub berjulukan Los Rojiblancos itu baru bisa keluar dari masa kelam setelah pelatih asal Argentina, Diego Simeone, mampu mengubah peruntungan mereka.
Bersama Diego Simeone, Atletico Madrid mulai bisa mengimbangi sang rival sekota, Real Madrid, dengan catatan 10 kemenangan dari 38 laga di semua kompetisi.
3. Penggemar Atletico yang memulai tradisi perayaan di air mancur Cibeles, bukan Real Madrid
Tradisi perayaan juara bersama sesama penggemar di beberapa sudut kota mulai menjamur di Spanyol pada 1970-an.
Air mancur Cibeles yang terletak di pusat Kota Madrid, menjadi titik pertemuan ideal bagi para fan klub sepak bola dari kota tersebut.
Lokasi tersebut kini identik dengan Real Madrid.
Namun, sesungguhnya fan Atletico yang pertama kali melalukan perayaan di sana setelah mereka menjuarai Liga Spanyol pada 1977.
Setelah air mancur Cibeles identik dengan Real Madrid, para penggemar Atletico mulai melakukan perayaan di dekat air mancur Neptune, tepatnya di Paseo de la Castellana.
4. Derbi Madrid lebih besar daripada El Clasico