Sepuluh menit laga berlangsung, belum ada satu pun tendangan mengarah ke gawang yang dilepaskan kedua tim.
Skema false nine yang diterapkan Arsenal belum efektif lantaran belum adanya peluang berbahaya yang diciptakan.
Kombinasi Martinelli, Odegaard dan Trossard belum membuahkan hasil pada 15 menit laga pembuka.
Umpan terobosan cerdik Jorginho hampir saja mampu dikonversikan Saka menjadi gol sebelum akhirnya diblok bek Leicester City.
Ketidakhadiran penyerang membuat Arsenal terus mencecar lini pertahanan tuan rumah dari sisi sayap kanan maupun kiri.
Namun, masih belum ada satupun tembakan mengarah ke gawang Leicester City dari setidaknya lima percobaan yang dibuat.
Pada menit ke-26, Arsenal akhirnya membuka keunggulan lewat sontekan Trossard.
Berawal dari sepak pojok, bola jatuh di kaki Xhaka dan langsung dioper ke Trossard.
Dengan sedikit gerakan tipuan, Trossard sukses melepaskan tembakan ke pojok kiri gawang Leicester City yang dijaga Ward.
Setelah sempat ditinjau Var, wasit akhirnya memutuskan untuk membatalkan gol Trossard setelah White dianggap melakukan pelanggaran kepada Ward.
Iheanacho sempat mencetak gol kejutan, namun juga dianulir wasit karena sudah berada pada posisi offside.
Pada waktu yang tersisa, baik Leicester City dan Arsenal sama-sama gagal memanfaatkannya untuk sekedar mencetak gol pemecah kebuntuan.
Babak pertama berakhir, skor tanpa gol menghiasi jalannya laga kedua tim di King Power Stadium.
Start sempurna dilakukan Arsenal pada awal babak kedua dengan mencetak gol pada awal laga.