“Kemudian sikap kami seperti apa? Tak bosan-bosan Persija selalu menyampaikan pernyataan yang clear bahwa kami berkomitmen sepenuhnya terhadap sepak bola Indonesia. Komitmen terhadap kemajuan sepak bola Indonesia secara utuh. Artinya, kalau kita bicara sepak bola Indonesia seara utuh di dalamnya tak hanya ada Tim nasional. Timnas salah satunya. Selain itu masih ada klub, kompetisi profesional, marketing, media, aspek komersial, dan seterusnya,” tegasnya.
Mengacu pada dasar tersebut, tim asal Ibukota Indonesia ini ingin adanya suatu kebijakan untuk kemajuan Timnas tanpa menggerus kualitas klub ketika tampil di kompetisi.
Persija menilai, program pengembangan timnas harus dilihat dalam satu konteks sepak bola secara utuh, yang berisikan aspek-aspek lain.
“Hal itu (komitmen mendukung kemajuan sepak bola Indonesia secara utuh) adalah sikap kami yang pertama. Yang kedua terkait solusinya. Saya bicara solusi jangka pendek lebih dulu. Menurut kami best way dan yang paling bijak adalah bagaimana pemegang kebijakan bisa melakukan reschedule terhadap pertandingan yang dimainkan di window FIFA Matchday. Karena normalnya ketika window FIFA tak ada pertandingan. Itu adalah solusi jangka pendek yang clear, jelas, dan possible untuk dilakukan,” ungkap Ganesha.
“Kemudian di TC Timnas U-20 dan U-23, problemnya beda lagi karena dilakukan di luar FIFA Matchday. Sebenarnya di TC itu pemain tidak bertanding tapi hanya berlatih. Mohon diberikan kebijaksanaan untuk pemain-pemain yang memiliki menit bermain reguler di LIga 1 diizinkan bermain ketimbang mereka hanya berlatih di Timnas. Kami sangat mendukung program Timnas. Menurut kami yang terbaik adalah dengan cara meng-improve kualitas pemain di kompetisi,” jelasnya.
Menurut Ganesha, solusi tersebut sejatinya sudah sesuai apa yang diinginkan pelatih Timnas, Shin Tae-yong.
Dalam laporan pemain usai ajang Piala AFC U-20 2023 yang diberikan oleh pihak Timnas, dijelaskan bahwa ada masukan agar pemain-pemain Persija diberikan menit bermain lebih di klub.
“Itu sebenarnya nasihat dari pelatih kepala Timnas. Namun, bagaimana mungkin kami berikan kesempatan bermain jika pemainnya tidak ada? Jadi saya pikir solusi jangka pendeknya untuk U-20 dan U-23 adalah pemain yang memang tak punya menit bermain akan kami berikan untuk berlatih di timnas. Tapi untuk yang punya menit bermain biarkan mereka bermain di Liga 1. Pemain yang dapat menit bermain biarkan bermain. Teknisnya bisa didiskusikan. Mungkin kalau TC di Jakarta bisa on and off. Sangat clear kami harus ada kata saling bantu,” kata Ganesha.
“Sikap ketiga adalah terkait solusi jangka panjang. Teman-teman sudah tahu bahwa sebisa mungkin di musim yang akan datang tak ada lagi jadwal yang bertabrakan dengan window FIFA Matchday. Saya tahu di Indonesia semua tak gampang, tapi hal itu harus dijadikan prinsip dan rumusan dasar. Mari kita megubah mindset pembinaan usia muda. Usia muda tak mencari prestasi, tapi talent development, yaiu mempromosikan sebanyak mungkin pemain berbakat ke level yang lebih tinggi,” jelasnya.
Persija berharap ketiga sikap yang telah diutarakan tersebut bisa diterima dengan tangan terbuka. Hal yang dikatakan Ganesha itu adalah intisari dari surat Persija yang telah dikirim ke PSSI per tanggal 16 Maret 2023.