Plt Menpora Muhadjir Effendy: Jangan Dikit-dikit Naturalisasi, Itu Jalan Terakhir, Utamakan Bakat Sendiri
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia sebagai Plt Menpora RI Muhadjir Effendy menegaskan bahwa naturalisasi merupakan jalan terakhir dalam memperkuat tim nasional sepak bola.
Pernyataan Plt Menpora itu terkait persetujuan Komisi X DPR atas nama Justin Hubner, Ivar Jenner, Rafael Struick, dan Jerome Beane Jr untuk menjadi warga negara Indonesia lewat jalur naturalisasi, Senin (20/3/2023).
Para nama itu diproyeksi memperkuat Timnas Indonesia di cabang olahraga sepakbola dan bola basket.
Baca juga: Justin Hubner Dipanggil Belanda U-20, Ratu Tisha: Secara Legal, Dia Sudah Setuju Bela Indonesia
Justin Hubner, Ivar Jenner, dan Rafael Struick merupakan calon pemain naturalisasi Timnas Indonesia U-20 yang direkomendasikan pelatih Shin Tae Yong.
Ketiga pemain keturunan itu diharapkan bisa semakin menguatkan skuad Timnas Indonesia U-20 yang akan tampil di Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia, 20 Mei hingga 11 Juni mendatang.
Shin Tae Yong sendiri sudah memanggil ketiga pemain keturunan itu dalam training camp (TC) atau pemusatan latihan Timnas U-20 yang dimulai hari ini, Senin (20/3/2023).
Skuad Garuda Nusantara dijadwalkan menjalani TC di Korea Selatan.
Baca juga: Kok Bisa Pemain Absen 20 Laga Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas? Sindiran Lilipaly Jadi Gak Lucu?
Terkait proyek naturalisasi pemain, Plt Menpora menjelaskan, pemerintah dan para pemangku kepentingan menyepakati bahwa naturalisasi hanya digunakan untuk menutup kekosongan talenta yang belum diisi oleh bakat - bakat nasional.
Menurut Muhadjir, sikap terkait naturalisasi tersebut sudah disampaikan oleh Komisi X DPR RI.
Parlemen menekankan bahwa naturalisasi adalah jalan paling ujung dalam membangun olahraga nasional.
“Komisi X sudah sampaikan naturalisasi adalah keputusan paling ujung dalam membangun olahraga nasional. Jangan dikit - dikit naturalisasi," ujarnya.
Muhadjir menegaskan bahwa naturalisasi bisa menutup peluang talenta terbaik Indonesia. Oleh karena itu, sepakbola dan basket harus segera membuat cetak biru (blue print) pengembangannya ke depan.
"Apalagi sepak bola sudah ada keppres-nya. ini akan menjadi dasar pembangunan sepak bola Indonesia," katanya.