TRIBUNNEWS.COM- Sebuah penebusan yang luar biasa. Benjamin Pavard dihukum oleh pelatih Pelatih Prancis, Didier Deschamps dengan hanya jadi penghangat bangku cadangan selama tujuh pertandingan. Ya, tujuh laga yang berarti 630 menit, tanpa bermain satu kali pun.
Dan kemarin, saat kembali diturunkan dengan menjadi starter di laga Republik Irlandia kontra Prancis, booom, dia langsung mencetak gol kemenangan dengan tendangan geledeknya.
Gol diawali juga dengan insiatif dari Pavard seorang. Dia berhasil merebut bola dari Josh Cullen di luar kotak penalti lawan. Dari jarak jauh, sang bek Prancis langsung melepaskan tendangan geledek yang tak bisa ditahan kiper Gavin Bazunu.
Menyusul gol tersebut, dari tribun utara kecil Stadion Aviva pada menit ke-50 bergemalah nyanyian untuk sang bek di laga pekan ke-2 Kualifikasi Euro 2024 grup B, Selasa (28/3) dini hari.
"Benjamin Pavard, je ne crois pas que vous connaissez. Il sort de nulle part, une frappe de bâtard, on a Benjamin Pavard !" demikian nyanyian itu dikumandangkan 2905 pendukung Prancis yang hadir di Dublin, seperti dikutip dari situs francetvinfo.
Kurang lebih, liriknya berbunyi seperti ini,"Benjamin Pavard, kurasa kau tidak tahu. Dia datang entah dari mana, tiba-tiba menyerang, kami punya Benjamin Pavard sekarang!."
Bagi Pavard, gol ini adalah sebuah kisah penebusan. Tapi di atas semuanya, ini adalah masalah saling percaya dengan pelatih Didier Deschamps.
Bek kanan berusia 27 tahun ini memang sempat menghilang dari lapangan. Terakhir kali dia merumput adalah sebagai starter dalam laga pertama Piala Dunia 2022 saat Prancis menggulung Australia 4-1. Bermain dengan standard, tak terlalu bagus juga tak terlalu buruk, dia bermain selama 89 menit kala itu.
Setelahnya, Pavard seakan lenyap. Tak lagi nongol di lapangan di Qatar. Hanya duduk manis di bangku cadangan.
Penyebabnya, ditengarai Deschamps tak suka dengan kebiasaan Pavard yang selalu berinsiatif maju ikut menyerang. Walhasil, pos kanan pertahanan Les Blues jadi rawan diserang lawan. Dia pun kalah berkompetisi dengan Jules Kounde yang lebih disiplin menjaga posnya.
"Kami banyak diskusi," ujar Deschamps menjelaskan keputusannya menyimpan Pavard beberapa waktu lalu. "Sebelum Piala Dunia, selama dan setelahnya juga. Kami tidak akan mengulas lagi masalah itu. Itu masa lalu."
Yang pasti, Deschamps setuju untuk memercayainya lagi. Dan Pavard juga setujuh untuk bermain lebih disiplin di posisi bek sayap.
Rasa saling percaya ini dirasakan di Dublin, kemarin. Ketika lini depan Les Bleus mendadak tumpul menghadapi benteng ketat Republik Irlandia, saat Kylian Mbappe, Olivier Giroud, maupun Randal Kolo Mouni tak bertaji, Pavard lantas memberikan solusi dengan gol semata-wayangnya.
Sang bek yang daya ofensifnya tinggi ini memang baru menyumbang tiga gol dari 48 laga untuk Les Bleus. Namun ketiga golnya terbilang spektakuler: gol setengah voli melawan Argentina, tendangan voli cambuk melawan Swedia pada November 2020 (4-2), dan terakhir tendangan geledek yang membentur mistar gawang Gavin Bazunu dulu sebelum bersarang di jala gawang tuan rumah.