TRIBUNNEWS.COM- LUKA Modric sepertinya bakal mendapat sambutan hangat saat timnas Kroasia berlaga di kandang Turki, Stadion Bursa, Rabu (29/3) dini hari nanti dalam pekan ke-2 Kualifikasi Euro 2024 grup D.

Ketika terjadi gempa berskala 7,8 richter yang melanda Turki awal Februari lalu, Modric berinsiatif melelang jersey nomor 10 miliknya yang dipakai saat Kroasia melawan Maroko di laga pembuka Piala Dunia 2022.

"Halo kawan-kawanku dari Turki. Saya harap Anda tetap kuat, dan saya ikut mendoakan untuk masa yang sangat sulit. Tetap kuat, kami semua bersama kalian, dan selalu ikut mendoakan," tulis kapten Kroasia ini di akun twitternya kala itu.

Selain Modric, Bek Kroasia, Josko Gvardiol, dan Kiper Dominik Livakovic juga ikut berdonasi dengan melelang jersey, serta sarung tangan.

Dengan latar belakang simpatik demikian, para fan Turki diperkirakan akan memberikan sambutan hangat, dan meraih untuk pasukan La Vatreni ini.
Namun, sambutan itu pastinya tak akan mengendurkan hasrat Kroasia untuk meraup kemenangan di sana. Terlebih, dalam laga pembuka mereka secara menyakitkan ditahan imbang Wales 1-1.

Peringkat tiga Piala Dunia 2022 ini unggul lebih dulu 1-0 lewat gol Andre Kramaric di menit ke-28. Kroasia sepertinya akan membungkus kemenangan. Namun pada detik-detik akhir jelang bubaran di menit ke-93, Nathan Paul Broadhead menjadi mimpi buruk setelah menaklukkan kiper Dominik Livakovic untuk memaksakan hasil imbang 1-1.

Gol di menit akhir itu sungguh memukul La Vatreni. Pasalnya, selama ini rekor mereka sungguh mengilap dengan menang 34 kali, dan sekali seri di ajang kualifikasi Eropa di kandang sendiri. Karenanya, hasil imbang kontra tim Rob Page itu terasa menyesakkan. Terlebih gol lawan tercipta di detik-detik akhir.

"Ini tak boleh terjadi lagi. Kami bukan pemain baru. Tapi para pemain seperti kehilangan fokus di detik-detik akhir. Saya tak ingin melihat hal seperti ini terulang lagi," kata Pelatih Kroasia, Zlatko Dalic.

Kini, La Vatreni membidik kembali ke jalur kemenangan. Hal yang realistis karena bagaimana pun mereka punya rekor cemerlang. Kroasia hanya sekali kalah dalam 14 laga terakhir --dari Argentina yang akhirnya menjadi juara, di semifinal Piala Dunia.

Predikat sebagai tim kuat di Eropa masih pantas disandang La Vatreni sekalipun skuatnya mulai menua. Pengalaman Ivan Perisic, dan Kapten Luka Modric yang awet muda, akan tetap jadi ancaman bagi Turki di Bursa dini hari nanti.

Tuan rumah boleh percaya diri untuk laga ini. Di laga sebelumnya, mereka sempat tertinggal 1-0 dari Armenia setelah Ozan Kabak bunuh diri di menit ke-10. Mereka menyamakan kedudukan melalui Orkun Kokcu sebelum jeda dan pemain sayap Galatasaray Kerem Akturkoglu kemudian mencetak gol kemenangan pada menit ke-64 setelah masuk dari bangku cadangan.

Grup D ini terbilang grup yang sulit. Spanyol, Turki, dan Wales menjadi kandidat terkuat untuk lolos, dengan Latvia, dan Armenia sebagai tim penggembira. Hanya ada dua tim yang lolos

Turki sejauh ini berada di jalur yang benar di bawah asuhan Stefan Kuntz.

Mantan striker Besiktas, dan pemenang Kejuaraan Eropa bersama Jerman ini, telah membukukan kemenangan ke-10 dari 15 pertandingan. Dia membantu menempatkan timnya sebagai salah satu favorit bersama Kroasia dan Wales dalam perebutan finis dua besar di Grup D, dengan Latvia, dan Armenia sebagai tim penggembira. (Tribunnews/den)