TRIBUNNEWS.COM - Jalan terjal sepertinya langsung dirasakan Erick Thohir pada awal kepemimpinannya menjabat sebagai Ketua Umum PSSI.
Sejak terpilih secara resmi menjadi Ketua Umum PSSI Periode 2023-2027, Kamis (16/3/2023), tugas berat memang sudah menanti Erick Thohir.
Pria yang juga merangkap jabatan sebagai Menteri BUMN tersebut dihadapkan dengan berbagai masalah pelik sepak bola tanah air.
Penyelesaian tragedi Kanjuruhan, kejelasan kompetisi Liga 2 & 3 hingga amanah Piala Dunia U20 2023 menjadi contoh pekerjaan rumah yang menanti Erick Thohir.
Baca juga: Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20 2023, Erick Thohir Tegaskan Sudah Berjuang Maksimal
Dikala penyelesaian tragedi Kanjuruhan belum selesai dan kompetisi Liga 2 serta Liga 3 yang dibatalkan penyelenggaraannya musim ini.
Erick Thohir mendapatkan kado pahit anyar dalam dua bulan kepemimpinannya menjabat sebagai Ketua Umum PSSI.
Tepat sekali, kado pahit terbaru yang didapatkan Erick Thohir adalah dicabutnya status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023.
Perjuangan Erick Thohir untuk bisa menyelamatkan nasib sepak bola Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023 akhirnya tak berbuah hasil yang manis.
FIFA secara resmi solid pada keputusannya yakni membatalkan agenda Piala Dunia U20 2023 yang awalnya bakal digelar di Indonesia, tak kurang dari dua bulan lagi.
Insiden Tragedi Kanjuruhan hingga berbagai penolakan terkait kepesertaan Timnas Israel dianggap menjadi alasan pembatalan tersebut.
Ada pula isu soal ketidaksiapan Indonesia secara infrastruktur maupun keamanan menjadi alasan lainnya.
Terlepas dari hal itu, dicabutnya status tuan rumah benar-benar menjadi pukulan telak khususnya bagi skuad Timnas Indonesia U20 maupun Erick Thohir sendiri.
Apalagi keberadaan awal Erick Thohir terpilih sebagai Ketua Umum PSSI diharapkan bisa menyukseskan program Piala Dunia U20 2023 di Indonesia.
Hanya saja ibarat nasi sudah menjadi bubur, Erick Thohir dipastikan tak bisa mewujudkan harapan itu setelah Indonesia gagal menjadi tuan rumah.