Para Pemain Timnas U-20 Indonesia Diundang ke Istana Negara Pasca-Indonesia Batal Tuan Rumah Piala Dunia U-20
TRIBUNNEWS.COM - Para pemain Timnas Indonesia U-20 dilaporkan mendapat undangan dari Presiden Joko Widodo ke Istana Kepresidenan, Jakarta.
Undangan dari presiden ke Istana itu datang ke para penggawa skuad Garuda Muda seusai dipastikan batal tampil di ajang Piala Dunia U-20 2023.
Seperti diketahui, FIFA mencabut status Indonesia menjadi tuan rumah ajang Piala Dunia U-20 2023.
Baca juga: Ganjar Pranowo Mengaku Kecewa Indonesia Batal Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Hokky Caraka: Munafik!
Keputusan itu praktis membuat skuad Garuda Nusantara gagal mentas di ajang prestisius bagi kelompok umur tersebut.
Pasalnya Timnas U-20 Indonesia bisa tampil di ajang Piala Dunia U-20 2023 karena berstatus sebagai tim tuan rumah.
Kini, FIFA berencana menunjuk Argentina sebagai tuan rumah baru untuk ajang tersebut.
Di lain sisi, Presiden RI akan menghibur para pemain dengan mengundang mereka ke Istana Kepresidenan.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir.
Baca juga: Jokowi Beri 2 Instruksi Khusus ke Erick Thohir Soal FIFA Pasca-Pembatalan Indonesia Jadi Tuan Rumah
"Disampaikan tadi Presiden juga akan mengundang Timnas U-20 dalam satu atau dua hari ini," ucap Erick, dikutip SuperBall.id dari Antara News.
"Tentu mekanisme dari Istana yang akan melakukan hal itu," jelasnya.
Kendati demikian, Erick Thohir tak mengetahui apa agenda yang telah direncanakan Jokowi memanggil anak-anak muda tersebut.
Ia hanya diberi tahu bahwa pemerintah sudah memiliki rencana terkait masa depan para pemain muda.
Mendengar hal tersebut, Erick Thohir mengaku bahwa dirinya hanya ikut kata pemerintah.
"Tentu saya bilang, 'Pak, saya ikut saja' (terkait rencana pemerintah," jelas Erick Thohir.
Sebelumnya, pria yang menjabat sebagai Menteri BUMN itu melaporkan hasil pertemuannya dengan Presiden FIFA, yakni Gianni Infantino, di Qatar beberapa waktu lalu.
Baca juga: PSSI Bicara Soal Potensi Sanksi FIFA Buat Indonesia: Pembekuan Anggota Sampai Penghentian Kompetisi
Erick membawa sebuah surat yang diberikan oleh Infantino kepada Jokowi.
Setelah membaca surat FIFA tersebut, Jokowi langsung memberikan dua mandat kepada Erick selaku Ketum PSSI.
Jokowi ingin Erick segera membuat peta biru atau blue print mengenai transformasi sepak bola Indonesia.
Transformasi ini sejatinya sudah digembar-gemborkan pasca tragedi Kanjuruhan tahun lalu.
Akan tetapi, hingga saat ini belum ada hal nyata terkait rencana tersebut.
Oleh sebab itu, Jokowi ingin Erick memastikan transformasi berjalan dengan baik.
Mandat kedua yang diterima eks Presiden Inter Milan tersebut adalah melobi FIFA kembali.
Baca juga: Media Luar Sebut Shin Tae-yong Sudah Kehilangan Panggung dan Pilih Mundur dari Timnas Indonesia
Namun lobi kali ini sudah tidak ada urusannya dengan Piala Dunia U-20 2023.
Presiden ingin Erick Thohir kembali menemui FIFA untuk membahas soal sanksi yang akan dikenakan ke PSSI.
Jokowi jelas tak mau PSSI kembali dibekukan keanggotaannya oleh FIFA akibat batalnya Piala Dunia U-20 2023 kali ini.
"Satu, segera membuat peta biru (blue print) transformasi sepak bola Indonesia."
"Yang seperti bapak Presiden sudah sampaikan pada waktu saya baru saja menjadi Ketua Umum PSSI bersama para Exco yang hadir."
"Dan bapak Presiden menegaskan bahwa ini segera diselesaikan dan harus segera disampaikan kepada FIFA," sambungnya.
"Yang kedua, bapak Presiden juga menginstruksikan langsung kepada saya untuk segera kembali membuka pembicaraan bersama FIFA."
Baca juga: FIFA Tetap Jaga Nama Baik Indonesia Pasca-Pencabutan Status Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023
"Untuk kita tetap menjadi bagian keluarga besar FIFA."
"Yang kita tahu FIFA sendiri itu total anggotanya ada 216 dari berbagai negara, salah satunya kita."
"Sehingga bisa diartikan bahwa Presiden tidak mau kita terkucilkan dari peta persepakbolaan dunia."
"Oleh karena itu, saya tentu akan berusaha keras memastikan transformasi sepak bola Indonesia ini terjadi."
"Bukan wacana, tapi benar-benar terjadi."
"Saya juga akan bekerja keras untuk kembali bernegosiasi dengan FIFA untuk menghindari sanksi yang bisa terjadi," kata Erik Thohir. (M Hadi Fathoni/SuperBall)