Gol kedua Vietnam lahir pada menti 34. Umpan pendek Van Do melihat rekannya Van Cuong punya ruang tembak di sisi kanan.
Van Cuong sempat mengontrol bola, lalu lepaskan tendangan keras yang mengincar tiang dekat Myanmar.
Skor 2-0 bertahan hingga jeda turun minum.
Selepas jeda turun minum, Vietnam punya kans menambah keunggulan atas Myanmar dalam perebutan medali perunggu ini.
Tapi sayang, peluang yang tercipta terbuang sia-sia karena finishing touch yang tidak sempurna dari pemain Vietnam.
Kolektivitas permainan Vietnam terbilang minim, terutama di lini depan. Tak sedikit peluang yang coba dieksekusi langsung, padahal jika melihat peluang, rekan lainnya punya ruang yang lebih ideal mengkonversikan peluang tersebut.
Momen itu terjadi beberapa kali oleh pemain depan Vietnam.
Pada menit 57, Vietnam akhirnya bisa mencetak gol ketiga ke gawang Myanmar.
Kerja sama apik diperagakan anak asuh Troussier.
Berawal build up dari lini pertahanan, Le Quoc Nhat Nam memberikan umpan terobosan ke lini depan sisi kiri.
Bola kemudian didapat Vo Minh Trong yang kemudian merangsak masuk ke kotak penalti.
Minh Trong lepaskan umpan silang yang dikonversikan menjadi gol oleh Van Khang.
Setelah cooling break babak kedua, Myanmar amain dengan garis pressing yang cukup tinggi.
Baik saat pergerakan tanpa bola, maupun dengan bola di mana situasi tersebut membuat Vietnam full defence. Lima pemain Vietnam sejajar pada line pertama, diikuti yang kedua dalam setengah lapangan Vietnam.