Sempat menggunakan formasi 4-3-3 pada paruh musim pertama dan menorehkan hasil yang kurang memuaskan.
Alhasil pada paruh musim kedua, Pep langsung merombaknya dengan menggunakan formasi 3-2-4-1 dan menjadikan Haaland sebagai target man.
Benar saja dengan formasi tersebut membuat Man City tak terkalahkan hingga akhir musim.
Tercatat dengan menggunakan formasi 3-2-4-1 sebanyak 11 kali di Liga Inggris, Man City belum sekali pun menelan kekalahan.
Sementara itu kekalahan Man City musim ini di Liga Inggris didapatinya saat menggunakan formasi 4-3-3 dan 4-4-2.
Pergantian taktit tersebut didasari oleh salah satu pemainnya yang hengkang yaitu Joao Cancelo.
Pergantian taktis juga membuat lini tengah Ilkay Gundogan dan Kevin De Bruyne bermain lebih jauh ke depan dengan berporos untuk memberikan assist kepada Erling Haaland.
Tancap Gas di Paruh Kedua Musim
Sempat angin-anginan di paruh pertama musim, akhirnya Man City kembali tajam pada paruh kedua musim.
Guardiola mampu membuat skuatnya tancap gas dan terkalahkan untuk bisa mendahului rivalnya yaitu Arsenal.
Ditambahkan Arsenal yang angin-anginan pada akhir musim, membuat Man City terasa lebih ringan untuk merebut trofi Liga Inggris musim ini.
Sebenarnya hal tersebut pernah dirasakan oleh Liverpool pada musim sebelumnya dan kini giliran Arsenal.
Mimpi buruk bagi Arsenal datang ketika bulan Februari, sebab sejak saat itu Man City berhasil menang 14 laga dari 15 laga yang di jalaninya.
Adapun bagi Arsenal dari 15 laga terakhir mereka, The Gunners hanya berhasil mengemas 9 kemenangan, 3 kali imbang dan 3 kali menelan kekalahan.
(Tribunnews.com/Ali)