TRIBUNNEWS.COM- Zlatan Ibrahimovic tak mau terlalu larut dalam kesedihan saat mengumumkan pensiun dari dunia sepak bola dalam usia 41 tahun.
Alih-alih, Zlatan Ibrahimovic ingin tetap dikenang dengan trade-marknya sebagai pemain besar yang arogan.
Usai AC Milan menekuk Hellas Verona 3-1 dalam laga terakhir Serie A di Stadion San Siro, Senin (5/6) dini hari, Zlatan Ibrahimovic yang sedang cedera, masuk ke lapangan untuk memberikan pidato perpisahan.
Kontrak striker asal Swedia ini selesai pada akhir Juni di Milan. Dan dia tak akan memperpanjang setelah cedera yang terus merongrong. Zlatan pun akhirnya memutuskan gantung sepatu.
Dia menyebutkan bahwa tidak ada yang tahu pengumuman besar menyangkut akhir kariernya.
"Bahkan keluarga saya tidak tahu, karena saya ingin ketika saya mengumumkannya, semua orang mendengarnya pada saat yang sama," katanya.
Ibrahimovic mencetak 93 gol dalam 163 penampilan selama dua periode di Milan. Dia kembali pada Januari 2020 dan membantu Milan memenangkan gelar Serie A tahun lalu -- trofi liga keduanya bersama Rossoneri.
Striker produktif, yang mencetak 561 gol untuk klub dan negara selama karirnya, meneteskan air mata di pinggir lapangan saat para penggemar Milan membentangkan spanduk raksasa di salah satu ujungnya bertuliskan "Godbye" dan meneriakkan namanya.
Ibrahimovic menangkupkan tangannya dalam bentuk hati dan meniupkan ciuman ke arah para fan.
Ada juga upacara khusus yang didedikasikan untuknya setelah pertandingan, dengan para pemain dan staf Milan memberikan penjaga kehormatan saat dia berjalan ke lapangan.
"Saya mengucapkan selamat tinggal pada sepak bola, tetapi tidak kepada Anda," katanya disambut tepukan meriah puluhan ribu penonton di San Siro.
Ibra memulai karier profesionalnya di Malmo FF pada tahun 1999 dan berangkat ke Ajax Amsterdam pada tahun 2001 sebelum memulai karier yang melibatkan tim-tim Eropa terkemuka termasuk Manchester United, Paris Saint-Germain, Inter Milan dan Milan.
Sayangnya, karena faktor usia, dia berjuang dengan cedera dan hanya membuat empat penampilan musim ini untuk Milan, setelah menjalani operasi lutut tahun lalu. Absennya Ibra ditengarai jadi salah satu kegagalan Milan musim ini.
Dia menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Swedia dengan 62 gol dalam 121 pertandingan. Sempat keluar dari tim nasional setelah Euro 2016, tetapi kembali pada 2021 untuk kampanye kualifikasi Piala Dunia mereka yang gagal.