TRIBUNNEWS.COM - Omongan Cristiano Ronaldo soal Liga Arab Saudi sejauh ini terbukti benar.
Cristiano Ronaldo pindah ke Liga Arab Saudi dengan bergabung ke Al Nassr pada Januari 2023 yang lalu.
Semenjak saat itu Liga Arab Saudi mulai mendapatkan perhatian oleh para pencinta sepak bola.
Bahkan kini bintang-bintang sepak bola dunia mulai menyusul Cristiano Ronaldo untuk bermain di Timur Tengah.
Contohnya ialah Karim Benzema dan N'Golo Kante yang hijrah ke Al Ittihad.
"Saya tahu bahwa ketika saya pergi ke Arab Saudi akan membuka sebuah jalan dan saya tidak salah," kata Ronaldo dikutip dari Daily Mail.
"Saya yakin dalam beberapa tahun atau tiga tahun ke depan, liga ini akan menjadi salah satu liga terpenting di dunia."
"Karim [Benzema] sudah ke sini dan saya 1000 persen yakin akan ada lebih banyak pemain lagi," jelasnya.
Selepas mendatangkan Benzema dan N'Golo Kante, Liga Arab Saudi memang belum akan berhenti untuk menggoda pemain lain.
Jordi Alba yang pada musim panas ini meninggalkan Barcelona diincar oleh Al Hilal.
Al Hilal merupakan finalis Liga Champions Asia musim ini. Mereka cukup kuat di Liga Arab Saudi dengan finis di posisi ketiga klasemen musim ini.
Mereka sebenarnya sempat merayu Lionel Messi, tetapi mantan penyerang Paris Saint-Germain itu lebih memilih destinasi lain.
Kini Lionel Messi dilaporkan bergabung dengan Inter Miami, klub dari Major League Soccer (MLS) di Amerika Serikat.
Sementara pemain sayap Manchester City, yaitu Riyad Mahrez diminati oleh Al Ahli.
Sayangnya bakal sedikit sulit untuk bisa membawa Mahrez ke Arab Saudi.
Sebab ia masih memiliki kontrak dua tahun lagi bersama Manchester City.
Di sisi lain, tiga bintang sebelumnya, yaitu Ronaldo, Benzema, dan Kante didatangkan secara bebas transfer.
Cara yang digunakan oleh Arab Saudi untuk menggoda para bintang sepak bola dunia ialah dengan menawarkan gaji yang selangit.
Sebagai contoh, Ronaldo dan Benzema memperoleh gaji sebesar 200 juta euro (Rp3,18 triliun) per tahun dari masing-masing tim yang dibelanya.
Sementara Kante digaji sebanyak 100 juta euro (Rp1,5 triliun) per tahun oleh Al Ittihad. Tak adanya aturan soal finansial membuat klub-klub di sana bisa menawarkan gaji yang selangit.
(Tribunnews.com/Deni)