"Kami seperti hidup dalam mimpi. Rasanya seperti mimpi. Tapi ini kenyataan. Rasanya luar biasa."
Para pemain Uruguay meluapkan kegembiraan dengan berpelukan, menangis, berdansa-dansa di lapangan.
Beberapa di antaranya sampai naik ke mistar gawang, dan mengacung-acungkan trofi di sana.
Patut diingat bahwa Uruguay, juga Italia, bukanlah favorit ketika Piala Dunia U20 dimulai pada 20 Mei.
Untungnya, tak seperti Brasil, Argentina, dan Inggris, mereka tak kesulitan mendapatkan izin dari klub untuk berkiprah di turnamen ini.
Hal berbeda dialami tim favorit seperti Brasil, Argentina, dan Inggris di mana para bintang mudanya banyak yang tak bisa tampil karena mendapat embargo dari klub.
Memang, tak ada kewajiban dari klub untuk melepas para pemainnya bermain di Piala Dunia U-20 ini.
Uruguay sendiri tampil tak terlalu meyakinkan dalam perjalanan ke final. Di awal turnamen, mereka mengalahkan Irak (4-0), namun kemudian kalah dari Inggris (3-2), serta mengalahkan Tunisia dengan penalti di menit-menit akhir (1-0) untuk lolos ke 16 besar.
Di fase sistem gugur, Uruguay melanjutkan jurusnya bertahan disiplin, diramu dengan serangan balik yang cepat. Di babak 16, mereka susah payah mengalahkan Gambia 1-0.
Berlanjut pada perempatfinal mereka menekuk Amerika Serikat 2-0, dan harus berjuang mati-matian mengalahkan tim debutan nan penuh kejutan, Israel 1-0 di semifinal.
Di babak final, secara mengejutkan Uruguay tampil ofensif, dan terus menekan Italia. Mereka punya banyak peluang emas untuk membuka skor jauh lebih awal lewat tendangan bebas dari Rodríguez.
Dua tembakan jarak jauh dari kapten Fabricio Díaz, dan sundulan Anderson Duarte memaksa kiper Sebastiano Desplanches untuk melakukan penyelamatan terbaik di turnamen.
Tapi akhirnya gawang sang kiper kebobolan juga di menit ke-86. Sekali lagi, ini membuktikan bahwa La Celeste adalah tim dengan determinasi tinggi. Sebelumnya, tiga gol mereka juga di antaranya lahir di menit-menit akhir yakni ke gawang Irak menit 91, ke gawang Inggris menit 99, dan ke gawang Tunisia menit 93.
Pelatih Italia, Carmine Nunziata mengakui Uruguay bermain lebih baik. Pemain bintangnya, Cesare Casadei yang jadi topskor turnamen dengan tujuh gol, ternyata melempem di babak final ini, tak berdaya menembus benteng pertahanan La Celeste.