Mereka adalah Asnawi Mangkualam yang bertindak sebagai kapten dan fullback kanan.
Berikutnya dua nama sisa yakni Elkan Baggot dan Rizky Ridho yang dipercaya mengisi jantung pertahanan Timnas Indonesia.
"Melihat penampilan malam ini, saya menilai Indonesia punya modal bagus menantang juara dunia, Argentina," ucap Erick Thohir.
"Terlebih, saya akui sektor pertahanan kita sangat solid dengan adanya Elkan Baggot, lalu Asnawi, dan juga Rizky Ridho," pujinya.
"Nyali mereka tampil lepas dan menekan lawan sejak awal pertandingan sudah memperlihatkan mereka menikmati permainan dan tidak mau kalah," tandas Erick Thohir.
Hasil imbang Timnas Indonesia dengan Palestina menghasilkan 4 analisis berdasarkan data statistik selama 90 menit.
Di antaranya membahas dominasi Timnas Indonesia, mandulnya lini serang, kesolidan pemain bertahan hingga evaluasi yang wajib dilakukan Shin Tae-yong.
Pola Permainan Elite
Beberapa kali Timnas Indonesia menunjukkan umpan-umpan kombinasi di pertahanan musuhnya tersebut.
Seperti pada babak pertama ketika aliran bola yang kerap diarahkan kepada Rafael Struick.
Dalam susunan pemain Timnas Indonesia, Shin Tae-yong memasang Struick di belakang Dimas Drajad yang bertugas sebagai ujung tombak.
Namun realita di atas lapangan berbeda, Struick dan Dimas sering bertukar posisi untuk mengobrak-abrik pertahanan Palestina.
Struick maupun Dimas kerap mendapatkan umpan terukur dari pemain tengah Timnas Indonesia yang diisi Marck Klok, Ricky Kambuaya dan Marselino Ferdinan.
Pola penyerangan Timnas Indonesia yang mengandalkan umpan pendek itu terus berjalan hingga babak kedua.