Oleh karena itu, penting rasanya untuk mendapatkan Kai Havertz.
Statistik kai Havertz untuk mencetak gol memang tak terlalu bagus, hanya menghasilkan 9 gol dan satu assist musim lalu.
Perlu dicermati, pemain nomor 9 saat ini tak melulu mencetak gol, modernisasi strategi memaksa mereka memainkan peran ganda yang bisa memberikan ruang dan peluang.
Itulah yang dimiliki Kai Havertz.
Pada beberapa kesempatan, Arsenal terlihat kekurangan rute untuk mengalirkan bola langsung ke depan. Lihatlah Manchester City, mereka punya Erling Haaland.
Kai Havertz menawarkan jasa yang berbeda, dia bisa maju seperti Haaland untuk melakukan serangan, tetapi dia juga memiliki teknik dan keterampilan yang terhubung dengan lini tengah dan pertahanan.
Faktor fisik, tinggi badan bukanlah segalanya. Sulit rasanya jika Arsenal benar-benar menginginkan profil striker lengkap ditunjang dengan postur tubuh yang diinginkan.
Vlahovic, Osimhen, Isak, bahkan Tammy Abraham dalam radar yang dikaitkan, tetapi sulit untuk mendapatkan mereka.
Layaknya permainan Gabriel Jesus yang fleksibel, Kai juga bisa memerankan perannya sebagai nomor 9 yang bermain melebar ke posisi sayap.
Kai Havertz sejatinya pemain yang mengerti ruang, bermain lebih dalam di lini serang, melebar, dan memberikan fasilitas untuk rekannya menemukan ruang di sepertiga akhir lapangn menurut Alexander.
Dia juga adalah bagian dari upgrading Granit Xhaka di sepertiga akhir yang memiliki akurasi umpan cukup baik.
Kai bisa menjadi target man dalam permainan, keluar dari zonanya lebih mundur seperti Gabriel Jesus, serta jadi target saat direct pass dari lini pertahanan, baik dari pemain bertahan maupun kiper.
Declan Rice
FourFourTwo dari tulisan Ryan Dabbs memberikan analisis yang menempatkan Declan Rice lebih baik dari Granit Xhaka dan Thomas Partey.