Beberapa waktu terakhir, penampilan Elkan Baggott menjadi perhatian, tidak hanya saat membela logo Garuda di dada.
Tetapi juga saat bersama Ipswich Town dan Cheltenham saat menjalani masa peminjaman.
"Dia membuat heboh di akademi Ipswich selama beberapa tahun terakhir. Dan daia telah menjalani musim uang kuat dengan status pinjaman di Cheltenham," sambungnya.
Performa ini diyakini membuka jalan bagi talenta-talenta terbaik Indonesia untuk berkiprah di luar negeri, termasuk Eropa.
"Membuka jalan bagi bakat-bakat Indonesia di kancah Eropa. Senang melihatnya," tutup akun tersebut.
Shin Tae-yong menurunkan banyak pemain muda saat melawan Argentina. Ya, potong generasi adalah cara yang dilakukan oleh pelatih asal Korea Selatan itu saat membangun pondasi skuad Garuda sejak 2019 lalu.
Ernando Ari, Rizky Ridho, Elkan Baggott, Witan Sulaeman, Pratama Arhan, Rafael Struick, Ivar Jenner, hingga Marselino yang baru berusia 18 tahun sudah mendapatkan menit reguler di bawah asuhan Shin Tae-yong.
Rata-rata usia skuad Garuda saat menghadapi Argentina kemarin yakni 23 tahun.
Usai laga, Elkan Baggott berharap suastu saat nanti bisa bermain di kasta tertinggi sepak bola Inggris, English Premier League.
Dia kini menjalani musim bersama Ipswich Town yang bermain di EFL League One atau divisi ketiga Liga Inggris.
"Ya tentu saja (termotivasi bermain di Premier League," ucap Elkan Baggott.
"Target saya bisa bermain di Premier League suatu hari nanti. Itu memang mimpi saya," jelasnya.
(Tribunnews.com/Sina, Alfarizy AF)