Selebrasi dia mengeluarkan balon dari kaus kakinya, meniup, dan meledakkannya.
Pendukung Chelsea pasti berharap bisa sering melihat dia berselebrasi nantinya.
Dengan reputasi kemampuannya beradaptasi, Nkunku akan cocok dengan Mauricio Pochettino -- yang pernah sukses menjadikan Dele Alli menjadi nomor 10 yang dinamis saat di Tottenham.
Di bawah asuhan pelatih Argentina itu, Nkunku diharapkan bisa menjadi jimat di tengah segala ketidakstabilan yang menyelimuti tim utama.
Namun, pendukung Chelsea masih belum lupa dengan "trauma" terhadap para penyerang jebolan dari Bundesliga.
Baik Timo Werner, Kai Havertz, maupun Christian Pulisic gagal memperlihatkan kemampuan terbaik mereka selama membela The Blues.
Di Bundesliga mereka memang ganas seperti terlihat di statistik. Tapi di Liga Primer mengecewakan.
Werner, misalnya, tiba di Stamford Bridge dengan silsilah pencetak gol yang ganas: 95 gol dalam empat tahun. Kita semua tahu bagaimana langkah itu berakhir.
Bagaimana caranya agar kutukan serupa tak terulang kepada Nkunku? Hal mendasar yang harus dilakukan Pochettino adalah menempatkan Nkunku di posisi yang benar, yang membuatnya nyaman.
Niscaya, hal itu bisa menjadikannya pemain brilian.
Tapi jika memaksakan dia menjadi penyerang nomor sembilan sejati, maka itu akan menjadi risiko besar.
Mungkin saja dia bisa saja tajam di sana, namun itu bukanlah posisi alamiahnya.
Pilihan terbaik Pochettino adalah memainkannya sebagai No 10 atau di sayap kiri, di mana dia bisa memotong, dan membombardir dengan kaki kanannya.
Ini berarti, Pochettino masih punya pekerjaan rumah untuk mendapatkan lini depan impian.
Dia dituntut mendatangkan striker murni yang berkelas, yang bisa saling melengkapi dengan Nkunku untuk jadi teror bagi para bek lawan.