Flashback tahun 2019 lalu, dia menggantikan Laurent Koscielny sebagai kapten Arsenal, tetapi hanya bertahan dua bulan setelah konflik dengan suporter.
Puncaknya pada bulan Oktober saat Arsenal ditahan imbang Crystal Palace 2-2.
Granit Xhaka saat itu bereaksi saat dirinya diganti, dan mendapat cemoohan dari suporter.
Namun sejak kehadiran Mikel Arteta, kondisi Xhaka dengan tim maupun suporter perlahan mulai dingin.
Pada Desember 2019, Mikel Arteta meyakinkan Xhaka untuk bertahan di Emirates.
"Saya telah pergi, tetapi hati saya tidak. Hati saya berkata kepada saya: 'Anda tidak bisa meninggalkan klub sepak bola seperti ini. Saya kembali karena Mikel Arteta'," ucapnya kepada Player's Tribunne, dikutip dari The Athletic.
"Saya mengatakan kepadanya bahwa waktu saya sudah habis di sini (Arsenal). Saya tidak ingin berada di sini lagi. Saya tidak ingin memakai baju ini lagi. Dan dia mengerti saya sepenuhnya."
"Tapi dia mengatakan betapa pentingnya aku baginya. Dia jujur, jujur, dan memiliki rencana yang jelas dan saya menyukainya. Setelah percakapan kedua dengan Mikel, saya memutuskan untuk bertahan," jelasnya.
Mantra Arteta membuat Granit Xhaka bertahan hingga akhir musim 2022/2023 dan hubungan baik dengan suporter.
Dia berperan lebih ofensif di lini tengah Arsenal.
Musim lalu, dia tampil dalam 45 pertandingan di semua kompetisi dan mencetak tujuh gol serta tujuh assist.
Capaian Granit Xhaka
Tak dipungkiri, kepemimpinan Xhaka memberikan stabilitas dalam permainan Arteta.
Kemampuannya memenangkan bola ke lini tengah serta daya jelajahnya di sepertiga akhir lapangan membuat suporter yang dulu mencemoohnya menjadi memujanya.