TRIBUNNEWS.COM - Hubungan Kylian Mbappe dengan klubnya Paris Saint Germain (PSG) semakin rumit di tengah saga kepindahannya pada jendela transfer musim panas 2023 ini.
Presiden Nasser Al-Khelaifi dan beberapa pemain geram dengan pernyataan Mbappe dalam wawancaranya yang mengatakan PSG adalah klub pemecah belah.
Bulan lalu Mbappe menyatakan keinginannya untuk tak memperpanjang kontrak di PSG yang akan berakhir pada 2024 mendatang.
Keputusannya ditentang oleh klub. Presiden PSG Nasser Al-Khelaifi bahkan memberi ultimatum kepada Mbappe agar segera menandatangani perpanjangan kontrak jika tak mau dijual di musim panas ini.
Dan kini dalam sebuah wawancara dengan France Football, Mbappe secara frontal mengatakan bahwa PSG adalah klub yang terpecah belah.
Mbappe juga mengatakan, bermain di PSG tidak akan mendatangkan kesuksesan yang lebih besar untuknya dalam meraih trofi Liga Champions.
Baca juga: Harga Diri PSG Dipermainkan, Mbappe Makin Gencar Main Mata dengan Real Madrid
Wawancara kapten Timnas Perancis dilakukan pada 12 Juni lalu, tapi artikel dari hasil wawancaranya baru diterbitkan dan kini mengundang kontroversi yang lebih besar lagi.
Kata-kata Mbappe ini membuat para pemain lainnya tersinggung. Ada kabar enam pemain PSG jengah dengan sikap pemain 24 tahun itu.
Seperti diberitakan Rmcsport, enam pemain PSG, termasuk dua rekrutan baru melapor kepada Nasser Al-Khelaïfi terkait komentar Mbappe itu.
"Enam pemain, termasuk dua rekrutan baru, mentransfer pernyataan ini dari Mbappé ke Nasser Al-Khelaïfi Sabtu pagi ini. Salah satu pesan berbunyi: 'Ini merupakan penghinaan terhadap klub'," tulis Rmcsport.
Sementara itu, Al-Khelaifi menangapi terbitnya wawancara Mbappe itu dengan sikap yang kesal. Ia mengisyaratkan Mbappe untuk segera meninggalkan PSG jika memang sudah tak betah.
"Jika itu yang dia pikirkan, mengapa dia tidak pergi sekarang?" ungkap Nasser Al-Khelaifi.
Nasser saat memperkenalkan Luis Enrique sebagai pelatih baru PSG juga telah memberi pernyataan tegas soal masa depan Mbappe.
Ia memberi waktu satu hingga dua pekan ke depan bagi pemain yang dijuluki Donatello itu untuk menentukan masa depannya.
Baginya, tak ada pemain atau orang yang lebih besar dibanding klub.
"Kylian Mbappé harus memutuskan minggu depan atau dalam dua minggu — itulah batas untuk membuat keputusan akhirnya," kata dia kala itu.
“Jika dia tidak mau memperpanjang, pintunya buka.”
“Tidak ada yang lebih besar dari klub; tidak ada pemain, atau saya,” ujarnya.
Baca juga: Presiden PSG Ultimatum Mbappe, Tak akan Biarkan Pemain Terbaik Dunia Pergi Secara Cuma-cuma
Lewat wawancaranya dengan France Football, Kylian Mbappe membicarakan kritik dan tuntutan yang tinggi kepada dirinya.
Kemudian dalam salah satu kalimantnya, dia mengatakan bahwa PSG adalah tim yang memecah belah.
"Apakah orang meremehkan kinerja saya? Ya, tetapi pada saat yang sama, saya tidak menyalahkan mereka," kata Kylian Mbappe, dikutip dari Goal Internasional.
"Di Prancis, mereka melihat saya tumbuh, mereka melihat saya sepanjang waktu, di PSG setiap akhir pekan atau di tim nasional."
"Saya telah banyak mencetak gol selama bertahun-tahun."
"Jadi, bagi orang-orang, itu menjadi hal yang biasa."
"Saya tidak pernah mengeluh bahwa penampilan saya diremehkan."
"Saya masih muda dan memiliki kesempatan untuk menjadi seorang pengamat, belum lama ini, sebelum menjadi seorang aktor."
"Saya sendiri meremehkan apa yang dilakukan Lionel Messi, apa yang dilakukan Cristiano Ronaldo, apa yang dilakukan para pemain hebat."
"Kami berada dalam masyarakat konsumen, di mana ada anggapan 'itu bagus, tetapi lakukan lagi'."
"Fakta bahwa saya di Paris, Saya pikir bermain di PSG tidak banyak membantu karena ini adalah tim yang memecah belah, klub yang memecah belah."
"Jadi, tentu saja itu mengundang gosip tetapi tidak mengganggu karena saya tahu apa yang saya lakukan dan bagaimana melakukannya," ujar Mbappe.
(Tribunnews.com/Tio)