"Lanjut di setengah babak kami kehilangannya Ichaka Diarra, jadinya kami ubah taktik lagi." imbuhnya.
Alasan cedera pemain hingga membuat tim terbantai tidak bisa diterima Wiebie Dwi Andriyas selaku manajer Arema FC.
Dilansir SuperBall.id dari Tribun Jatim, Wiebie langsung melakukan evaluasi pelatih dan pemain usai laga melawan Persik.
Sebagai tindakan yang sudah seharusnya dilakukan seorang manajer, ia tak bisa menerima alasan pemain cedera dan sakit.
Menurutnya, seluruh pemain adalah seorang pejuang yang harus siap dimainkan kapan saja dan di mana saja.
"Saya langsung evaluasi pemain dan pelatih usai pertandingan. Ini tanggung jawab saya sebagai manajer," ucap Wiebie Dwi Andriyas.
Baca juga: Thomas Doll Tak Puas Cuma Marko Simic, Persija Bidik Penyerang Asing Top
"Adanya pemain yang cedera dan sakit itu bukan alasan menurut saya."
"Di atas lapangan semua ini pejuang, jadi harus siap kapan saja dimainkan," imbuhnya.
Tak mau berlarut-larut dan mengulang hasil buruk, Wiebie menyebut ada catatan khusus saat Arema FC melawan Bali United.
Seolah menjadi kesempatan terakhir Joko Susilo membawa Arema FC menuai hasil positif, karena menurut Wiebie waktunya sudah mepet.
Bukan tidak mungkin hasil akhir pertandingan melawan Bali United menjadi jawaban masa depan Joko Susilo, lanjut atau dipecat.
Menurut Tribun Jatim, Wiebie mengingatkan komitmen sang pelatih perihal komitmen tiga kekalahan, maka harus siap menerima risiko.
"Tentu ada catatan khusus untuk melawan Bali, mental pemain harus bangkit," ujar Wiebie Dwi.
"Jangan terlalu larut terlalu lama, kita harus tunjukkan kalau kita bisa."
Baca juga: BREAKING NEWS: Satgas Anti-Mafia Bola Mulai Selidiki Kasus Pungli Seleksi Wasit Liga 1
Hal ini menjadi catatan tersendiri baginya.
"Saya pegang komitmen terkait pelatih, nanti lihat hasil lawan Bali United."
"Karena ini waktunya juga sudah mepet, tentu ada catatan untuk pelatih," imbuhnya.
Kekalahan dari Persik Kediri membuat Arema FC terjerembab ke jurang degradasi, satu tangga di atas dasar klasemen dengan raihan 1 poin.
(Tribun Jatim/SuperBall)