News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Italia

Cristiano Ronaldo Tabuh Genderang Perang, Media Italia Sebut Kritikan CR7 Salah Alamat

Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyerang Portugal Nassr Cristiano Ronaldo bereaksi selama pertandingan sepak bola Liga Pro Saudi antara Al-Nassr dan Al-Raed di Stadion Taman al-Awwal di ibu kota Saudi, Riyadh pada 28 April 2023.

TRIBUNNEWS.COM - Cristiano Ronaldo seakan menabuh genderang perang saat membicarakan soal kualitas Liga Italia yang telah menurun jauh.

Cristiano Ronaldo menganggap beberapa Liga Top Eropa termasuk Liga Italia telah kehilangan kualitas terbaiknya.

Eks pemain Manchester United dan Real Madrid itu menyebut hanya Liga Inggris yang masih punya kualitas terbaik saat ini.

Tak hanya itu, Cristiano Ronaldo juga berbicara soal kualitas Liga Amerika Serikat yang kalah jauh meskipun kedatangan Lionel Messi.

Baca juga: Kepercayaan Diri Ronaldo, Sebut Liga Italia Bangkit Berkat Dirinya Sempat Gabung Juventus

SELEBRASI- Cristiano Ronaldo berselebrasi usai mencetak gol. Viral di media sosial, Cristiano Ronaldo melakukan sujud syukur setelah mencetak gol kemenangan Al Nassr atas Al Shabab, Rabu (24/5/2023). Pertama kali, Ronaldo melakukan sujud syukur sebagai selebrasi yang dilakukannya saat mencetak gol yang membuat skor menjadi 3-2. (Instagram/Cristiano)

Cristiano Ronaldo dengan percaya diri merasa Liga Arab Saudi memiliki sesuatu lebih bagus ketimbang Liga Amerika Serikat alias MLS.

"Saya berusia 38 tahun, saya yakin takkan kembali lagi ke klub Eropa manapun, saya ingin membuka jalan ke Liga Arab Saudi," ujar Cristiano Ronaldo.

"Terbukti sekarang semua pemain kesini, saat saya bergabung dengan Juventus, Liga Italia seperti mati,"

"Namun setelah kedatangan saya, Liga Italia hidup kembali,"

"Intinya kemanapun saya pergi, saya akan membangkitkan minat yang lebih tinggi,"

"Saya juga merasa Liga Arab Saudi jauh lebih baik ketimbang Amerika Serikat," tambahnya.

Berbagai sindiran yang dilayangkan Cristiano Ronaldo itupun seakan menabuh genderang perang bagi beberapa pihak.

Tak terkecuali sepak bola Italia yang merasa disindir secara terbuka oleh Cristiano Ronaldo yang pernah memperkuat Juventus.

Salah satu media ternama Football Italia bahkan menulis artikel khusus yang menyebut sindiran Cristiano Ronaldo salah alamat.

Ada beberapa alasan yang membuat Football Italia berpandangan bahwa sindiran Cristiano Ronaldo tak berdasar.

Dalam tulisannya, Football Italia memandang sepak bola Italia tidaklah mati sekalipun Cristiano Ronaldo telah pergi lama dari Juventus.

Hal itu dibuktikan dengan catatan mentereng yang ditorehkan klub asal Italia saat mampu berbicara banyak di kompetisi Eropa musim lalu.

Inter Milan, AS Roma dan Fiorentina secara brilian mampu mewakili wajah sepak bola Italia di tiga final kompetisi Eropa berbeda musim lalu.

Inter Milan mewakili wajah sepak bola Italia di final Liga Champions.

Lalu AS Roma tembus final Liga Eropa, sementara Fiorentina mampu menjadi finalis UEFA Conference League.

Kelolosan wakil Italia ke tiga partai final berbeda itu seakan menjadi bukti bahwa kualitas sepak bola Italia tak bisa diremehkan begitu saja.

Meskipun pada akhirnya ketiga klub tersebut kalah semua di final, pencapaian musim lalu tak bisa dipandang remeh.

Sepak bola Italia juga menorehkan tintas emas bersejarah ketika menjadi finalis Piala Dunia U20 bulan lalu di Argentina.

Timnas muda Italia yang masih berusia 19 tahun juga baru saja memenangkan Euro setelah mengalahkan Portugal yang tak lain negara yang dibela Cristiano Ronaldo di final EURO U19 2023.

Bukti lain bahwa sepak bola Italia belum mati lantaran banyaknya tim luar yang berminat mendatangkan talenta pemain asal Negeri Pizza.

Beberapa klub Inggris bahkan mau menebus pemain yang merumput di Liga Italia dengan banderol mahal.

BEREBUT BOLA- Gelandang Newcastle, Sandro Tonali (kanan) berebut bola dengan Striker Rangers, Abdallah Sima dalam lanjutan Liga Primer di Stadion Ibrox, Glasgow (19/7). (ANDY BUCHANAN / AFP)

Nama pemain semacam Sandro Tonali, Andre Onana hingga Rasmus Hojlund menjadi contohnya.

Newcastle United dan Manchester United rela menggelontorkan dana besar untuk sekedar bisa mendapatkan jasa nama-nama pemain diatas.

Football Italia juga memandang persaingan ketat dan kompetitif yang mewarnai perburuan gelar scudetto akhir-akhir ini menjadi sisi lain Liga Italia.

Dibandingkan dengan liga top Eropa lainnya, persaingan memperebutkan gelar juara Liga Italia memang menarik dalam beberapa edisi terakhir.

Setelah berakhirnya dominasi Juventus, tiga tim berbeda secara tak terduga mampu secara bergantian memenangkan gelar scudetto dalam tiga tahun terakhir.

Berbagai nada tulisan yang dimuat oleh Football Italia pun seakan menjadi balasan atas sindiran Cristiano Ronaldo yang dianggap salah alamat.

(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini