TRIBUNNEWS.COM- Sangat jarang terjadi sebuah tekel Jonny Evans pada menit ke-70 dalam uji coba pra-musim mendapatkan tepuk tangan, dan selebrasi meriah seperti layaknya merayakan sebuah gol.
Tapi itulah yang terjadi saat Jonny Evans meluncur untuk menghentikan aksi pemain Lyon, Pathe Mboup.
Jonny Evans menghilangkan bahaya yang akan datang.
Ribuan penonton, yang mayoritas pendukung Manchester United di Stadion Murrayfield, Edinburgh, Kamis (20/7), bangkit untuk memuji pahlawan mereka yang sudah lama hilang ini.
Laga di Edinburgh itu berakhir 1-0 untuk United berkat gol semata-wayang dari Donny van de Beek di menit ke-49, memanfaatkan assist dari Daniel Gore.
Evans bermain dengan seragam merah Manchester United yang terkenal untuk pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir.
Dia dikontrak jangka pendek untuk pra-musim ini. Dilihat dari reaksi para pendukung United yang antusias, tampaknya mereka sangat merindukan bek asal Irlandia Utara berusia 35 tahun ini.
Kembali pada Maret 2021, manajer United saat itu, Ole Gunnar Solskjaer setengah bercanda menyesali keputusan untuk Evans ke West Brom seharga delapan juta pound pada tahun 2015, saat timnya bersiap untuk menghadapi Leicester di perempat final Piala FA.
"Anda tahu, Jonny Evans seharusnya menjadi pemain Manchester United sekarang, tentu saja," kata Solskjaer saat itu.
Tak diragukan lagi, banyak orang yang punya sentimen serupa.
Banyak pendukung United yang sedih ketika ketika Evans berpamitan dari Old Trafford delapan tahun lalu setelah melakoni 198 pertandingan, tiga gelar Liga Premier, dan satu trofi Liga Champions.
Dia hengkang ke West Brom (2015-2018), dilanjut kemudian ke Leicester City (2018-2023)
Terlebih, setelah kepergiannya nyaris tak ada bek tengah dengan kualitas yang hampir mendekati.
Eric Bailly, dan Harry Maguire bergabung setelah dia pergi, tapi itu tak membuat lini belakang United jadi lebih baik.