TRIBUNNEWS.COM - Kabar mengejutkan datang pada pekan keempat Liga 1 2023 yang telah berakhir, pada Minggu (23/7) kemarin.
Menurut penelusuran Tribunnews, ada beberapa kontestan Liga 1 2023 yang tidak dapat memainkan pemain andalannya karena sedang menjalani pendidikan polisi.
Seperti yang dikeluhkan pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll karena ditinggal bek andalannya Muhammad Ferarri.
Baca juga: Pengamat Sepakbola: Bawa Nama Institusi Polri, Bhayangkara FC Jangan Sampai Terdegradasi dari Liga 1
Tidak adanya Muhammad Ferarri juga langsung berdampak dengan kekalahan Persija Jakarta dari tuan rumah Persita Tangerang.
Persija Jakarta harus puas mengakui kemenangan Persita Tangerang lewat gol tunggal Esal Sahrul.
"Ferarri absen karena sedang mengikuti pendidikan kepolisian," ucap Thomas Doll dikutip dari laman Persija.
Usut punya usut, Ferarri bukan satu-satunya pemain yang sedang menjalani pendidikan polisi.
Laporan Bolasport menyebutkan, ada 8 pemain selain Ferarri yang juga sedang mengikuti kegiatan tersebut.
Mereka adalah Kakang Rudianto (Persib Bandung), Frengky Missa (Persikabo 1973), Ginanjar Wahyu (Arema FC), Dimas Julio Pamungkas (Bhayangkara FC), Muhammad Faiz Maulana (Bhayangkara FC), Daffa Fasya Sumawijaya (Borneo FC), dan Rabbani Tasnim Siddiq (RANS Nusantara FC).
Menariknya 8 nama itu, termasuk Ferarri, merupakan jebolan dari skuad Timnas U20 Indonesia.
Adapun 1 pemain Liga 1 2023 lainnya adalah Ananda Raehan yang bermain untuk PSM Makassar.
Raehan sendiri telah masuk kelompok Timnas U22 Indonesia.
Tanggapan Manajer Timnas Indonesia
Mengenai 9 pemain Liga 1 2023 yang ikut pendidikan polisi, Sumardji selaku manajer Timnas Indonesia angkat bicara.
Ia mengatakan awal mula dari semua ini adalah gagasan Presiden Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo kala itu sedang mengunjungi latihan Timnas U20 Indonesia.
Nah pada moment tersebut, para pemain berharap ke Presiden Joko Widodo agar bisa memikirkan kesejahteraan pesepakbola tanah air.
Salah satunya dengan cara membantu para pemain untuk mewujudkan cita-citanya.
Khususnya mengabdi kepada negara yakni Polisi.
"Ini bermula dari Pak Presiden Jokowi yang waktu itu mengunjungi timnas U-20 Indonesia di SUGBK."
"Dari sana para pemain meminta adanya kepastian buat masa depannya salah satunya menjadi polisi."
"Dari sana, pemerintah langsung melanjutkan permintaan dari para pemain dan menawarkan ini ke semuanya mau atau tidak jadi polisi."
"Setelah itu ada delapan pemain dari timnas U-20 Indonesia dan satu nama dari timnas U-22 Indonesia yang mau jadi polisi," ucap Sumardji kepada BolaSport.com, Senin (24/7/2023).
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa tidak ada nama Hokky Caraka untuk menjadi polisi.
Sebelumnya sempat viral di media sosial bahwa penyerang PSS Sleman itu ingin menjadi polisi demi masa depannya aman.
"Hokky tidak ada karena dia juga gak mau," kata Sumardji.
Terakhir, Sumardji memastikan tidak ada pemaksaan bagi para pemain lainnya untuk menjadi polisi.
Kata Sumardji, ini semua murni keinginan dari setiap pemain.
"Tidak kami paksa."
"Ini atas dasar kemauang sendiri kok," kata Sumardji.
"Mereka akan melakukan pendidikan selama lima bulan," tutupnya.
(Tribunnews.com/Ipunk) (Bolasport/Mochamad Hary Prasetya)