News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Piala Dunia Wanita 2023

Wapres FIFA Tolak Wacana Kesetaraan Upah untuk Timnas Wanita

Penulis: Bobby W
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Presiden FIFA Alejandro Dominguez menolak wacana kesetaraan upah yang terus digaungkan timnas sepakbola wanita Amerika Serikat

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah penyelenggaraan Pala Dunia Wanita 2023, Wakil Presiden FIFA, Alejandro Dominguez mengeluarkan pernyataan kontroversial.

Pria asal Paraguay ini secara blak-blakan menyatakan dirinya menolak wacana yang terus digaungkan Timnas Wanita Amerika Serikat terkait tuntutan kesetaraan bayaran.

Seperti yang diketahui sebelumnya, tim nasional wanita Amerika Serikat (USWNT) terus mengupayakan kesetaraan upah dalam beberapa tahun terakhir

Melalui kampanye selama lebih dari enam tahun dan sejumlah gugatan ke pengadilan, akhirnya Timnas yang memenangkan 4 kali gelar juara Piala Dunia ini meraih kesepakatan bersejarah.

Melalui keputusan pengadilan, federasi Sepakbola AS akhirnya diwajibkan memberi upah senilai 24 juta dolar atau sekitar Rp 361 Miliar ke USWNT pada Agustus 2022 lalu.

Baca juga: Piala Dunia Wanita 2023: Pelatih Portugal Waspadai Taktikal Permainan Vietnam

Meskipun demikian, Wapres FIFA Alejandro menilai dirinya masih tidak percaya pada tuntutan upah yang setara dan mempertanyakan "batasan" kemampuan dan daya tarik dari sepakbola wanita dibandingkan dengan yang dilakukan oleh pria.

Dikutip Tribunnews dari Mirror, Wakil Presiden FIFA, Dominguez, mengemukakan pendapatnya tentang masalah ini dalam konferensi pers Piala Dunia Wanita

"Saya tidak percaya pada Upah yang Setara (untuk timnas Wanita). Saya percaya bahwa setiap orang memiliki batas, dan saya pikir saya tidak tahu batas sepakbola wanita seperti apa." ungkapnya.

Dia menambahkan: "Siapa yang tahu jika sepakbola wanita tiba-tiba akan dibayar lebih baik daripada sepakbola pria?"

Sepakbola wanita telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, dengan Piala Dunia Wanita musim panas ini dianggap sebagai simbol penting dari perkembangannya di panggung global.

Sebanyak 32 tim bersaing di Australia dengan total hadiah lebih dari 150 juta dolar atau Rp 2,25 Triliun

Nominal ini jumlahnya tiga kali lipat lebih besar daripada hadiah pada tahun 2019.

Meskipun total hadiah ini mewakili kenaikan 300 persen dari Piala Dunia Wanita 2019 di Prancis, jumlahnya hanya sepertiga dari total hadiah pada Piala Dunia pria di Qatar musim dingin lalu.

Seperti yang diketahui sebelumnya, total nominal hadiah di Piala Dunia Qatar lalu mencapai angka 440 juta dolar atau sekitarRp 6,6 Triliun.

Masalah upah pesepakbola wanita ini sendiri terus menjadi perhatian banyak pihak tak hanya di AS namun di seluruh penjuru dunia.

Sebelumnya, sejumlah timnas sepakbola wanita juga miliki masalah sejenuis dengan USWNT, termasuk juara Eropa yakni timnas Inggris.

Baca juga: FIFA Diakui Erick Thohir Yang Tentukan Stadion Tempat Digelarnya Piala Dunia U-17

Tim yang berjuluk Lionesses ini bahkan sempat menjadi kontroversi karena masalah sengketa bonus pembayaran mereka dengan Asosiasi Sepakbola Inggris (FA).

Masalah ini mengganggu persiapan mereka mengingat hal tesebu mencuat sebelum dimulainya pertandingan babak grup Piala Dunia Wanita 2023.

Kiper Vietnam Thi Kim Thanh Tran (kanan) mencoba melakukan penyelamatan melewati gelandang AS Julie Ertz dan penyerang Alex Morgan selama pertandingan sepak bola Grup E Piala Dunia Wanita Australia dan Selandia Baru 2023 antara Amerika Serikat dan Vietnam di Eden Taman di Auckland pada 22 Juli 2023. (Saeed KHAN / AFP)

Tak hanya AS dan Inggris, tim nasional wanita Jamaika, yang berhasil menahan imbang tim besar Eropa, Prancis, dalam pertandingan pembuka Piala Dunia Wanita mereka bahkan mengalami masalah lebih miris

Mereka harus menggalang dana untuk biayai operasional mereka sepanjang Piala Dunia Wanita 2023

Hal ini terjadi karena tim tersebut dikabarkan mengalami pemotongan anggaran dan pembayaran yang gagal dari Federasi Sepakbola Jamaika menjelang turnamen.

Juara Olimpiade bertahan, Kanada, juga membuat berita pada awal tahun ini ketika mereka mengancam mogok main terhadap Asosiasi Sepak Bola Kanada.

Protes ini terjadi karena pemotongan anggaran dan masalah pembayaran menjelang musim panas.

(Tribunnews.com/Bobby)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini