Pada babak kedua, perubahan radikal dilakukan Arteta dengan memanfaatkan melimpahnya opsi pemain bertahan timnya.
Nama semacam Kieran Tierney, Cedric Soares, dan beberapa pemain muda dimasukkan pada babak kedua.
Skema anyar kembali dicoba Arteta saat Arsenal mengalahkan MLS All-Star dengan skor lima gol tanpa balas.
Pada posisi starter, line-up yang dikeluarkan Arteta memang sama saat Arsenal bermain imbang melawan Nurnberg.
Namun, perubahan besar dilakukan Arteta saat memasuki babak kedua melawan tim yang dilatih Wayne Rooney.
Termasuk hadirnya Jurrien Timber yang mampu memainkan peran versatile di lini pertahanan Arsenal.
Debut Jurrien Timber terlihat cukup impresif dimana ia mampu berperan sebagai inverted-fullback dalam laga tersebut.
Peran yang selama ini hanya dijalankan Oleksandr Zinchenko bisa dilakukan pemain lain yakni Jurrien Timber.
Starting line-up berbeda baru diterapkan Arteta saat Arsenal bertemu Manchester United pada laga ketiga.
Perubahan terlihat dari posisi fullback baik kanan dan kiri dimana Jurrien Timber serta Takehiro Tomiyasu dipercaya bermain sejak menit pertama.
Meskipun pada akhirnya tim Meriam London kalah dalam laga tersebut, Arteta tampaknya mendapatkan hikmah besar dari ujicobanya tersebut.
Dan pada laga terakhir melawan Barcelona, Jurrien Timber kembali dicoba bermain di posisi berbeda yakni fullback kiri.
Sementara itu, pos fullback kanan ditempati oleh Ben White yang sepanjang musim lalu menjadi pilihan utama di posisi tersebut.
Pada akhirnya, meskipun menang dengan mencetak lima gol, lini pertahanan Arsenal harus kebobolan tiga gol oleh Barcelona.